BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dari Masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi , satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya, karena adalam kehidupan sehari-hari ia mempunyai ikatan yang tidak dapat dipisahkan oleh alam lingkungannnya dan masyarakat sekitarnya untuk memenuhi keperluan hidupnya.
Berdasarkan pengertian pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik sedangkan arti perkembangan dalah bertambahnya kemampuan skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (soetjiningsih, 1955 :1), sehingga adapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ individu.
Oleh sebab itu dapat diketahui hubungan antara perkawinan usia muda dengan kematian ibu dan janin yaitu belum matangnya usia reproduksi wanita serta pola pikir yang ingin bermain sesuai dengan perkembangannya yang masih anak-anak. Namun itulah kenyataannya yang terjadi negara kita terutama didaerah pedesaan.
WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia sebagian besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa menjadi fatal. Menurut Survei Demografi Indonesia menyatakan bahwa dari tahun 1992-1997 = 26% wanita hamil dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi dan pada tahun 2003 dinyatakan bahwa AKI tercatat 307/100.000 kelahiran hidup.
Sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian diseluruh dunia untuk bisa efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru lahir maka asuhan ANC harus difokuskan pada intervensi yang telah terbukti bermanfaaat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Sebagai contoh study-study yang diadakan baru-baru ini diseluruh dunia telah menunjukkan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu dan neonatus ialah dengan menghadirkan penolong persalinan yang sudah terampil (bidan) pada setiap kelahiran. Oleh karena itu salah satu aspek yang paling penting dari asuhan antenatal adalah membina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarganya. Jika seorang ibu mempercayai bidan maka kemungkinan besar akan kembali ke bidan yang sama untuk persalinan dan kelahiran bayinya
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan pembelajaran praktek komunitas diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mampu melaksanakan manajemen kebidanan dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan pembelajaran praktek kebidanan komunitas diharapkan mahasiswa mampu melaksankan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga, yaitu :
a) Dapat melaksanakan pengkajia untuk menentukan masalah kesehatan
b) Mampu menganalisa data keluarga untuk menentukan adanya masalah
c) Dapat menyusun skala prioritas masalah kebidanan
d) Mampu menyusun rencana Asuhan Kebidanan yang dilakukan
e) Mampu mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan pengetahuan dari penulis, maka penulis membatasi penulisan makalah ini pada Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn. ”R” dengan Ibu Hamil GII P1001 umur kehamilan 27 minggu berusia 27 Tahun di Dusun Ngrombeh, Desa Jambean, Kecamatan Kras Kabupaten Kediri.
D. Lokasi dan Waktu
Adapun lokasi dan waktu saat penulis melaksanakan asuhan kebidanan komunitas adalah di Dusun Ngrombeh, Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Pada tanggal 25 Maret 2016.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Batasan Masalah
Lokasi dan Waktu
Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Keluarga
B. Kehamilan
BAB III TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Menentukan masalah dan diagnosa masalah
Priotas masalah berdasarkan typology
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengarung terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya (Effendi, 1998).
2. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)
a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya.
c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 1998):
a. Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah pihak ibu.
c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah dan ibu.
4. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental maupun spiritial.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang, memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
6. Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.
7. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4) Sosialisasi antar anggota keluarga
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
(Nasrul Effendi, 37)
B. Konsep Dasar Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah bila seorang wanita mengandung sel telur yang dibuahi oleh sperma (Christina S. Ibrahim, 1996).
Kehamilan adalah masa yang dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya janin (Sarwono, 1999).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya 280 hari ( 40 mgg atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal , 2002)
2. Klasifikasi
Menurut usia kehamilan dibagi menjadi:
Menurut kehamilan per trimester :
Trimester pertama : 0 – 14 minggu
Trimester kedua : 14 – 28 minggu
Trimester ketiga : 28 – 42 minggu
Menurut lama kehamilan
Kehamilan matur : 40 minggu
Kehamilan prematur : 28 - 36 minggu
Kehamilan postmatur : > 42 minggu
3. Gejala Kehamilan
Tanda-tanda Presumtif
a. Amenorhoe
Konsepsi dan nifas menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi.
Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
b. Mual (Nause) dan muntah
Pengaruh hormon estrogen dan terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebut morning sickness.
Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
Akibat mual muntah nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil menginginkan makanan tertentu.
d. Sincope atau pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan pingsan. Keadaan ini akan menghilang setelah 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
f. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi pada triwulan kedua sudah hilang.
g. Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h. Pigmentasi kulit
Sekitar pipi : Cloasma gravidarum
Dinding perut : Strie lividae, Strie nigra, Linea alba menghitam
Payudara : Hiperpigmentasi areola mammae puting susu menonjol.
Varises
Karena pengaruh estrogen dan progesteron, biasanya terjadi di sekitar genetalia eksterno, kaki betis, payudara. Akan menghilang setelah persalinan.
4. Tanda-tanda Kemungkinan Kehamilan
a. Rahim membesar sesuai usai kehamilan
Adanya tanda-tanda berikut:
Tanda Hegar : Pada pemeriksaan dalam teraba istimus dan persio lunak
Tanda Chadwik : Vulva dan vagina kebiru-biruan
Tanda Piscasek : Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
Tanda Braxton Hick : Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
b. Suhu besar yang sesudah menstruasi tetap tinggi antara 37,2C – 37,8C adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
c. Dengan tes kehamilan tertentu, yaitu dengan air kencing yang dipakai
untuk menentukan adanya kehamilan dan dapat membantu diagnosis sedini
Mungkin.
5. Tanda Pasti Kehamilan
Ada gerakan janin dirasakan oleh ibu, 18 minggu untuk primi dan 16 minggu untuk multi dan 20 minggu dapat diraba oleh pemeriksa.
Terdengar DJJ dengan jelas dapat didengar sejak usia kehamilan18-20 minggu.
Teraba ballotement yaitu bagian yang melenting di dalam suatu kantung (uterus)
6. Perubahan fisiologis ibu hamil
Uterus
uterus bertambah besar disebabkan hypotermi dari otot-otot rahim, berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram. Peredaran darah rahim bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim terjadi perlunakan serviks karena pembuluh darah dalam serviks bertambah.
Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga wana selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick). Reaksi asam pH 3,5-6,0 mempunyai sifat bakterisida
Ovarium
Ovulasi terhenti. Masih tedapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan serabut elastis di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi, muka ;cloasma gravidarum, payudara ; puting susu dan areola mammae, perut ;linea nigra.
Payudara
Membesar menyebabkan hipertrofi, sering mnyebabkan hipersensitivitas pada mammae. Dibawah kulit payudara sering nampak gamabaran-gambaran dari vena yang meluas. Puting susu biasanya membesar dan lebih tua warnaya dan acapkali mengeluarkan kolostrum.
Sistem Pernapasan
Kadang-kadang mengluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas paru meningkat sedikit selama hamil selam hamil seorang wanita hamil
sesalu bernapas lebih dalam.
Saluran Pencernaan
Salivasi meningkat pada trimester I, meneluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran percernaan melemah sehingga motilitas dan makan akan berada lebih lama dalam saluran makanan.
Tulang dan Gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi cukup, gigi tidak akn kekurangan kasium. Apa yang disebut gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene yang buruk disekitar mulut.
Darah
Voleme darah bertambah, baik plasma maupun eritrositnya, tetapi penambahan volume plasma disebabkan oleh hidremia lebih menonjol hongga biasanya kadar Hb menurun. Batas fisiologis, Hb 10 gr%, eriterisit 3,5 juta/mm3, leukosit 8000-10000/mm3.
Metabolisme
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. Kebutuhan kalori meningkat selam kehamila dan laktasi.
7. Asuhan Antenatal
a. Kunjungan pertama
Kunjungan pertama ibu hamil bagi bidan adalah untuk mengenal faktor resiko ibu dan janin. Bila dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik maupun lab. perlu diberi tindakan khusus.
Pada kunjungan pertama dilakukan:
1) Anamnesa
Pada wanita haid terlambat dan diduga hamil ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT). Taksiran persalinan dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur dengan menggunakan rumus Naegle, bila ibu lupa HPHT tanyakan tentang
gerakan janin, untuk primi 18 minggu dan 16 minggu untuk multi.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita. Disamping itu ditanyakan riwayat menstruasi.
2) Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi, dan tanda-tanda vital, pada mata dinilai ada tidaknya ikterus pada sclera, konjungtiva, edema dan clousma. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi, periksa juga jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.
3) Pemeriksaan obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih, kemudia ibu diminta berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan disisi kanan ibu.
a) Pemeriksaan Luar
Cara pemeriksaan yang umum digunakan adalah cara Leopold yang dibagi 4 tahap:
Leopold I :Untuk menentukan TFU sehingga dapat diketahui usia kehamilan dan untuk menentukan bagian pada fundus.
Leopold II :Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil.
Leopold III :Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum masuk PAP.
Leopold IV :Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
b) Pemeriksaan Dalam
(1) VT
(2) RT
Guna pemeriksaan dalam adalah untuk mengetahui:
1. Bagian bawah janin
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi untuk UUB, dagu, hidung, orbita, mulut dan sebagainya.
3. Kalau letak sungsang dapat diraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin.
5. Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina, serviks dan panggul.
6. Pelvimetri klinik
Pemeriksaan dalam memakai jari telunjuk dan jari tengah dengan mencoba meraba promontorium, bila teraba batasnya ditandai dengan telunjuk tangan kiri lalu telunjuk dikeluarkan dan diukur. Akan diperoleh konjungtiva diagnosis, bila dikurangi 1,5 cm diperoleh konjungtiva vera.
c) Pemeriksaan Panggul
(1) Panggul luar
(a) Distansia Spinarum biasanya 23 – 26 cm
(b) Distansia Cristarum biasanya 26 – 29 cm
(d) Conjungata Eksterna biasanya 15 – 20 cm
(e) Distansia Tuburun biasanya 15 – 11 cm
(f) Keliling panggul 80 – 90 cm
(2) Panggul dalam
Biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dalam.
4) Kunjungan Ulang
Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu dilakukan tiap 4 minggu; 28-36 minggu tiap 2 minggu; setelah 36 minggu dilakukan tiap minggu sampai bayi lahir. Setiap kunjungan dilakukan pengukuran berat badan ibu, tekanan darah, TFU, Leopold dan dengan DJJ.
Ada beberapa keadaan yang menambah resiko kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan resiko kematian ibu. Keadaan-keadaan tersebut dinamakan factor resiko.
Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah :
Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Anak lebih dari 4
Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun.
Tinggi badan kurang dari 145 cm.
Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm.
Riwayat keluarga yang menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat congenital
Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Semakin banyak ditemukan factor resiko pada seorang ibu hamil, maka semakin tinggi resiko kehamilannya.
Resiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Resiko tinggi pada kehamilan meliputi:
Hb kurang dari 11 gr %
Tekanan darah tinggi (systole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg)
Oedema yang nyata
Eklampsia
Perdarahan pervaginam
Ketuban pecah dini
Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
Letak sungsang pada primigravida
Infeksi berat/sepsis
Persalinan premature
Kehamilan ganda
Janin yang besar
Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru, ginjal, dll
Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah Caesar dan komplikasi kehamilan.
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI TAHUN 2016
Nama Mahasiswa : Istya Ningsih
Tanggal pengkajian : 25 Maret 2016
Jam : 19.00 WIB
PENGKAJIAN
DATA UMUM
Nama KK : Tn. “R” Dusun : Ngrombeh RT / RW : 05 / 03
Daftar anggota keluarga
No Nama Anggota L / P Umur Pendidikan Agama Pekerjaan KB Sehat / sakit
1 Romadon L 32 th SMP Islam Swasta - sehat
2 Levi P 27 th SMA Islam IRT - sehat
3 Herdyansyah L 6 th TK Islam Pelajar - sehat
Denah rumah
Ruang tamu : 1
Kamar : 2
Ruang keluarga : 1
Dapur : 1
Kamar mandi : 1
Genogram
Keterangan :
: Jenis kelamin perempuan
: Jenis kelamin laki-laki
: Hamil ini
: Garis hubungan ( pernikahan )
: Garis hubungan keturunan
Tipe keluarga
Keluarga Inti
Status sosial ekonomi keluarga
Suami bekerja sebagai wiraswasta. Penghasilan setiap bln : 1.000.000;
Istri tidak bekerja.
Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga sering menghabiskan santainya bersama-sama dengan
menonton TV. Keluarga jarang berekreasi.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Keluarga bapak “R” dengan seorang istri dan 1 anak usia 6 tahun. Istrinya sedang hamil, berarti keluarga bapak “R” berada pada tahap perkembangan, jarak sapiteng dengan sumber air ± 10 meter.
Karakteristik rumah
Rumah
Luas : 12 m x 6 m
Jenis rumah : Tersendiri
Letak : Jauh dari vektor
Dinding : Tembok
Atap : Genting
Lantai : Tekel
Cahaya : Terang
Vasilitas : Cukup
Jendela : Ada
Kebersihan : Cukup bersih
Jumlah ruang : 6
Karakteristik tetangga dan komunitas RT
Keluarga bapak “R” ramah terhadap tetangga, rukun dan selalu berpartisipasi terhadap lingkungan rumah.
Pola komunikasi keluarga
Hubungan antar anggota keluarga cukup baik, meskipun kadang terjadi percecokan antar anggota keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut lama.
Struktur peran keluarga
Dalam keluarga yang menonjol dalam mengambil keputusan atau memutuskan permasalahan adalah kepala keluarga yang sebelumnya dimusyawarahkan dengan istri.
Fungsi keluarga
Keluarga adalah tempat mengadu segala masalah 1 sama lain dan juga dalam menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan sehingga apabila timbul masalah-masalah keluarga sebagai berikut :
Kurangnya pemahaman tentang kehamilan resti,mungkin karena kurang pengetahuan keluarga.
Managemen kesehatan keluarga
Bila dalam keluarga ada yang mengalami sakit 3 bulan terakhir, isilah kolom berikut :
Nama Jenis penyakit Diderita sejak Pengobatan ya / tidak, kalau ya di tulis obatnya
Kematian anggota keluarga 1 tahun terakhir : ada / tidak
Kalau ada isi kolom berikut :
No Nama Sebab kematian
- - -
Pola integrasi keluarga
Penanggung jawab keluarga : Tn.”R” / Hubungan di keluarga suami( kepala keluarga ).
Pengambil keputusan di keluarga : Tn.”R” / Hubungan di keluarga suami ( kepala keluarga ).
Pola penggunaan fasilitas oleh keluarga :
Puskesmas Dokter praktek
√
Polindes Perawat
Rumah sakit Bidan praktek
Stres dan koping keluarga
Tidak ada
Keikutan keluarga dalam organisasi masyarakat
√
Karang taruna Dasawisma
Yasinan Lain-lain
DATA KHUSUS
PUS / WUS
Apakah di dalam keluarga terdapat pasangan usia subur ( PUS : Ya / tidak )
Kalau ya, berapa jumlahnya : 1
Apakah di dalam keluarga terdapat wanita usia subur ( WUS : Ya / tidak )
Kalau ya, berapa jumlahnya : 1
Ibu hamil
Apakah di dalam keluarga terdapat ibu hamil : Ya / tidak
Kalau ya : lengkapi persyaratan berikut :
Apakah mempunyai buku KIA : Ya / tidak
Apakah resiko tinggi : Ya / tidak
Stiker P4K ada/tidak, ditempel/tidak : ada/tidak ditempel
Berapa skor puji rochyati : 2
Alasan resiko tinggi : -
HPHT : awal juli 2015?
Berapa TB dan BB : 157 cm dan 62 kg
Apakah ibu sudah imunisasi TT : Ya / tidak : lengkap / belum
Bagaimana riwayat kesehatan yang lalu :
Apakah ibu rutin ANC : Ya/ tidak
Sebutkan tanggal dan status TT, TT long live / tidak
( status TT terakhir apa ? Tanggal 14 Februari 2016 (T5)
Bagaimana riwayat kesehatan yang lalu :
Apakah ibu rutin ANC : Ya / tidak
Kalau ya :
Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan pada UK berapa ? UK 2 bulan
Tempat ANC : Puskesmas / bidan / doker / RS / dukun
Hasil pemeriksaan terakhir : TD : 100 / 70 mmHg, BB : 62 kg, UK : 30 mg, TFU : 24 cm, belum masuk PAP, DJJ : 144 x/menit
Apakah keluhan ibu sekarang : tidak ada keluhan
Bagaimana pengetahuan ibu / keluarga tentang kehamilan : ibu sudah tahu tentangg kehamilan ini dan sudah tau cara merawat dirinya.
Bagaimana status gizi bumil : baik / buruk
Berapa ukuran LILA ibu hamil : 30 cm
Kenaikan BB ibu pada saat hamil : 5 kg
Apakah ibu anemia : Ya / tidak, berapa kadar Hb : 11,9 gr%
ANALISA DATA
DATA FOKUS MASALAH KESEHATAN KELUARGA
Kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan Ny.”R” usia 27 tahun GII P1001 dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
TEKNIK PENAPISAN
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah keadaan sejahtera 1/3 x 1 1/3 Keadaan sejahtera karena bumil merasa tidak ada keluhan.
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian 1/2 x 2 1 Masalah kurangnya pengetahuan tentang kehamilan dapat diubah.
3 Potensi masalah untuk dicegah : cukup 2/3x1 2/3 Ibu tidak tergolong resti sehingga potensi masalah dapat dicegah cukup.
4 Menonjolnya masalah.
Keadaan sejahtera 0/2x1 0 Keluarga menganggap tidak ada masalah.
Jumlah skor 2
PERENCANAAN
Tujuan Rencana kegiatan Volume kegiatan Sasaran Alat
SSetelah dilakukan penyuluhan tentang kehamilan keluarga mengerti tentang arti pentingnya pengetahuan tentang kehamilan
KKeluarga mengerti tentang macam-macam kehamilan dengan resiko tinggi
Keluarga mengerti tentang tanda bahaya kehamilan. Keluarga mengerti tentang cara menyekor kehamilan dengan resiko tinggi
KKeluarga mengerti tentang cara memantau kehamilan Memberikan penyuluhan tentang fisiologis kehamilan dan tanda bahaya kehamilan 2x kegiatan 1 keluarga Leaflet tentang kehamilan
PENATALAKSANAAN
Jenis kegiatan Waktu dan tempat Peserta Pelaksana Hambatan Solusi
PPenyuluhan tentang pengetahuan kehamilan Rumah keluarga Tn.”R” jam 19.30WIB tanggal 25 Maret 2016 Anggota keluarga Tn.”R” Istya Ningsih Kurangnya pengetahun tentang kehamilan Mengajari keluarga mengenalkan tentang kehamilan
EVALUASI
S : Ibu mengatakan mengerti tentang kehamilan normal.
O : keluarga tampak mengerti tentang kesehatan dan sudah mengerti tentang kehamilan normal
A : lanjutkan melakukan pemeriksaan secara rutin kehamilan pada petugas kesehatan.
P : memberikan penyuluhan tentang fisiologis kehamilan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. “I” di dapatkan data, usia ibu 27 tahun, ibu hamil ke dua, tidak ada keluhan. Pada pembahasan ini, penulis mengungkapkan bahwa antara landasan teori dengan kasus Ny.”I” GII P1001 UK 28-30 minggu tidak terjadi kesenjangan. Walaupun tidak ada keluhan, sebagai bidan kita harus tetap waspada dan siap jika sewaktu-waktu terjadi gawat ibu maupun janin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Asuhan Kebidanan pada Ny “I” GII P1001 UK 28-30 Minggu didapatkan kesimpulan bahwa Ny “I” GI P0000 UK 28-30 Minggu mengalami kehamilan normal.
B. Saran dan Kritik
Penulis menyadari masih terlalu banyak kesalahan serta kekurangan pada penulisan serta penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki Asuhan Kebidanan ini serta Asuhan Kebidanan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S (2002). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek .Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto,S (1998). Prosedur penelitian.Jakarta : Rineka Cipta
Manuaba,Ida Bagus Gd.(1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC
Moctar,R.(1998).Sinopsis Obstetri 1.Jakarta : EGC
JHPIEGO.(2003).Asuhan Antenatal.Jakarta JHPIEGO
Depkes RI.(2002) Available from : http//situs Bgm.info/gendervaw.
No comments:
Post a Comment