SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
“IMUNISASI POLIO”
Oleh:
ISTYA NINGSIH (13.010)
LAILA KHUSNUL A. (13.013)
NINDYA FITRIA K. (13.016)
RAHAYU PUJI ARMAASTUTI (13.019)
AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI
TAHUN 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik : Imunisasi Polio
Sasaran : Pengunjung posyandu desa Jambean - Kras
Tanggal : 14 Maret 2016
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Posyandu
Identifikasi Masalah
Polio disebabkan oleh virus dan telah ada beribu-ribu tahun. Polio telah disebut dengan banyak nama-nama yang berbeda, termasuk kelumpuhan anak-anak, kelemahan dari anggota-anggota tubuh bagian bawah (kaki-kaki dan tangan-tangan), dan spinal paralytic paralysis. Kita sekarang merujuk pada virus dan penyakit sebagai polio, yang adalah kependekan untuk poliomyelitis dan mempunyai asal usul Yunani: polios (abu-abu), myelos (sumsum), dan itis (peradangan). Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang pada setiap orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasusnya terjadi pada anak berusia antara 3 - 5 tahun
Polio disebbkan oleh enterovirus, poliovirus (PV) yang sangat infeksius, yang terutama mempengaruhi anak-anak muda dan disebarkan melalui kontak langsung orang ke orang, dengan lendir, dahak, feces, yang terinfeksi atau oleh kontak dengan makanan dan air yang terkontaminasi oleh feces dari individu lain yang terinfeksi. Virus berlipat ganda dalam sistim pencernaan dimana ia dapat juga menyerang sistim syaraf, menyebabkan kerusakan syaraf yang permanen pada beberapa individu-individu.
Kabanyakan individu-individu yang terinfeksi dengan polio tetap asymptomatic atau mengembangkan hanya gejala-gejala mirip flu yang ringan, termasuk kelelahan, malaise, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan muntah. Kira-kira 2%-5% dari individu-individu yang terinfeksi terus mengembangkan gejala-geala yang lebih serius yang mungkin termasuk persoalan-persoalan pernapasan dan kelumpuhan. Sekarang ini, tidak ada penyembuhan untuk polio hanya vaksinasi dapat mencegah penyebaran dari penyakit, dan meskipun di dunia yang telah berkembang (negara maju) hampir tidak terdengar, secara global, polio tetap penyakit yang cukup umum.
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang penyakit polio dan mendorong orang tua untuk mengimunisasikan anaknya sesuai jadwal.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
Apa itu Polio
Penyebab Polio
Penularan Polio
Tanda dan gejala klinis penderita Polio
Pencegahan Polio dan imunisasi Polio
Materi
Apa itu Polio
Penyebab Polio
Penularan Polio
Tanda dan gejala klinis penderita Polio
Pencegahan Polio dan imunisasi Polio
Metode
Ceramah dan tanya jawab.
Media
Leaflet
Kegiatan Penyuluhan
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran
1.
2.
3.
4.
Pembukaan :
3 menit
Pelaksanaan :
20 menit
Evaluasi :
5 menit
Terminasi :
2 menit Memberi salam pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan
Membagi leaflet
Menjelaskan apa itu penyakit Polio
Menjelaskan Penyebab Polio
Menjelaskan Penularan Polio
Menjelaskan Tanda dan gejala klinis penderita Polio
Menjelaskan Pencegahan Polio melalui imunisasi polio
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan memberi reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan.
Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan
Menjawab salam
Evaluasi
Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya (SAP, leaflet)
Proses
Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas.
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan secara benar.
Hasil
Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan.
MATERI PENYULUHAN POLIO
Apa Itu Penyakit Polio
Penyakit polio atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan poliomielitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio ini termasuk dalam kelompok enteroviorus, famili Picornavirus. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selam bertahun - tahun dalam keadaan beku. Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang pada setiap orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasusnya terjadi pada anak berusia antara 3 - 5 tahun
B. Penyebab Polio
Penyebabnya adalah virus polio. Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selam bertahun - tahun dalam keadaan beku.
C. Penularan Polio
Penyakit polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita penyakit polio atau bisa juga dari air liur penderita penyakit polio. Kemudian virus menginfeksi bagian usus yang kemudian memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat sehingga bisa menyebabkan melemahnya otot serta terkadang menyebabkan kelumpuhan.
Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Penularan virus polio secara umum terjadi melalui beberapa cara:
1. Secara langsung dari orang ke orang
2. Melalui percikan ludah penderita
3 Melalui tinja penderita.
D. Tanda dan gejala klinis penderita Polio
Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio:
Infeksi subklinis
Non-paralitik
Paralitik
95% kasus merupakan infeksi subklinis.
Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta berbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.
Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam)
Demam ringan
Sakit kepala
Tidak enak badan
Nyeri tenggorokan
Tenggorokan tampak merah
Muntah
Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
Demam sedang
Sakit kepala
Kaku kuduk
Muntah
Diare
Kelelahan yang luar biasa
Rewel
Nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut
Kejang dan nyeri otot
Nyeri leher
Nyeri leher bagian depan
Kaku kuduk
Nyeri punggung
Nyeri tungkai (otot betis)
Ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri
Kekakuan otot
Poliomielitis paralitik
Demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
Sakit kepala
Kaku kuduk dan punggung
Kelemahan otot asimetrik
Segera berkembang menjadi kelumpuhan
Lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
Perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
Peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
Sulit untuk memulai proses berkemih
Sembelit
Perut kembung
Gangguan menelan
Nyeri otot
Kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung
Ngiler
Gangguan pernafasan
Rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi
Refleks Babinski positif.
E. Pencegahan Penyakit Polio
Satu - satunya jalan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit polio ini adalah dengan mendapatkan vaksinasi polio. Vaksinasi polio diberikan kepada bayi yang baru lahir kemudian dilanjutkan saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan
F. Imunisasi Polio
Imunisasi Polio adalah imunisasi yang diwajibkan pada awal usia anak. Meskipun penyakit polio saat ini dinyatakan tidak ada di Indonesia, tetapi harus tetap dilakukan pencegahan karena globalisasi dan perpindahan penduduk yang demikian cepat di dunia tetap berpotensi untuk mengancam. Terdapat 2 jenis vaksin polio:
Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif
Vaksin Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.
Usia Pemberian:
Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP.
Efek Samping:
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnyapun sangat jarang.
Tingkat Kekebalan:
Dapat mencekal hingga 90%
Indikasi Kontra:
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas 38C); muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.
No comments:
Post a Comment