Monday, November 30, 2020

format surat keterangan hamil untuk PMB

 PMB ISTYA NINGSIH


Dkh. Jangglengan RT. 01 RW. 02 Desa Patik Kec. Pulung

PONOROGO

                                                                         


Ponorogo,                        


SURAT KETERANGAN HAMIL

No : B/ / /20


Yang bertanda tangan di bawah ini bidan PMB ISTYA NINGSIH Dkh. Jangglengan RT. 01 RW. 02 Desa Patik Kec. Pulung, Ponorogo, dengan ini menerangkan bahwa :


Nama :

Pekerjaan :

Pangkat/ Gol :

Alamat :

Pemeriksaan :                                                             

                                                                   

                                                                  

                                                                  




Demikian Surat Keterangan Hamil ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.



Bidan

Yang memeriksa





                                                                                     

Thursday, November 26, 2020

surat keterangan sakit untuk PMB

     

              

SURAT KETERANGAN SAKIT


Yang bertanda tangan di bawah ini, PRAKTEK MANDIRI BIDAN menerangkan bahwa :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :


Perlu istirahat selama ..........................(........................................................) hari, dikarenakan sakit mulai dari tanggal ............................................................. S.d. ................................................................


Mohon yang berkepentingan maklum adanya.


.....................................,.................................... BIDAN




( )



    

              

SURAT KETERANGAN SAKIT


Yang bertanda tangan di bawah ini, PRAKTEK MANDIRI BIDAN menerangkan bahwa :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Perlu istirahat selama ..........................(........................................................) hari, dikarenakan sakit mulai dari tanggal ............................................................. S.d. ................................................................


Mohon yang berkepentingan maklum adanya.


.....................................,.................................... BIDAN



Tuesday, November 17, 2020


   SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

 “IMUNISASI POLIO”



 









Oleh:

ISTYA NINGSIH (13.010)

LAILA KHUSNUL A. (13.013)

NINDYA FITRIA K. (13.016)

RAHAYU PUJI ARMAASTUTI (13.019)



AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI 

TAHUN 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN 

(SAP)


Topik : Imunisasi Polio

Sasaran : Pengunjung posyandu desa Jambean - Kras

Tanggal : 14 Maret 2016

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Posyandu 


Identifikasi Masalah

Polio disebabkan oleh virus dan telah ada beribu-ribu tahun. Polio telah disebut dengan banyak nama-nama yang berbeda, termasuk kelumpuhan anak-anak, kelemahan dari anggota-anggota tubuh bagian bawah (kaki-kaki dan tangan-tangan), dan spinal paralytic paralysis. Kita sekarang merujuk pada virus dan penyakit sebagai polio, yang adalah kependekan untuk poliomyelitis dan mempunyai asal usul Yunani: polios (abu-abu), myelos (sumsum), dan itis (peradangan). Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang pada setiap orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasusnya terjadi pada anak berusia antara 3 - 5 tahun 

Polio disebbkan oleh enterovirus, poliovirus (PV) yang sangat infeksius, yang terutama mempengaruhi anak-anak muda dan disebarkan melalui kontak langsung orang ke orang, dengan lendir, dahak, feces, yang terinfeksi atau oleh kontak dengan makanan dan air yang terkontaminasi oleh feces dari individu lain yang terinfeksi. Virus berlipat ganda dalam sistim pencernaan dimana ia dapat juga menyerang sistim syaraf, menyebabkan kerusakan syaraf yang permanen pada beberapa individu-individu. 

Kabanyakan individu-individu yang terinfeksi dengan polio tetap asymptomatic atau mengembangkan hanya gejala-gejala mirip flu yang ringan, termasuk kelelahan, malaise, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan muntah. Kira-kira 2%-5% dari individu-individu yang terinfeksi terus mengembangkan gejala-geala yang lebih serius yang mungkin termasuk persoalan-persoalan pernapasan dan kelumpuhan. Sekarang ini, tidak ada penyembuhan untuk polio hanya vaksinasi dapat mencegah penyebaran dari penyakit, dan meskipun di dunia yang telah berkembang (negara maju) hampir tidak terdengar, secara global, polio tetap penyakit yang cukup umum.


Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang penyakit polio dan mendorong orang tua untuk mengimunisasikan anaknya sesuai jadwal.


Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:

Apa itu Polio

Penyebab Polio

Penularan Polio

Tanda dan gejala klinis penderita Polio                                        

Pencegahan Polio dan imunisasi Polio


Materi

Apa itu Polio

Penyebab Polio

Penularan Polio

Tanda dan gejala klinis penderita Polio 

Pencegahan Polio dan imunisasi Polio                                       


Metode

Ceramah dan tanya jawab.


Media

Leaflet


Kegiatan Penyuluhan

 

No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran    

1.




2.









3.






4.



Pembukaan :

3 menit



Pelaksanaan :

20 menit









Evaluasi :

5 menit





Terminasi :

2 menit Memberi salam pembuka

Memperkenalkan diri

Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan  penyuluhan


Membagi leaflet

Menjelaskan apa itu penyakit Polio

Menjelaskan Penyebab Polio

Menjelaskan Penularan Polio 

Menjelaskan Tanda dan gejala klinis penderita Polio

Menjelaskan Pencegahan Polio melalui imunisasi polio


Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan memberi reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan.



Mengucapkan terimakasih atas peran serta  peserta

Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan


Memperhatikan

Memperhatikan


Memperhatikan


Memperhatikan


Memperhatikan



Menjawab pertanyaan




Mendengarkan






Menjawab salam

 

Evaluasi

Struktur

Peserta hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan 

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya (SAP, leaflet)

Proses 

Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas.

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.

Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan secara benar.


 Hasil 

Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan.



















MATERI PENYULUHAN  POLIO


Apa Itu Penyakit  Polio

Penyakit polio atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan poliomielitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio ini termasuk dalam kelompok enteroviorus, famili Picornavirus. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selam bertahun - tahun dalam keadaan beku. Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang pada setiap orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasusnya terjadi pada anak berusia antara 3 - 5 tahun 

B.    Penyebab Polio

Penyebabnya adalah virus polio. Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selam bertahun - tahun dalam keadaan beku. 

C.    Penularan Polio

Penyakit polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita penyakit polio atau bisa juga dari air liur penderita penyakit polio. Kemudian virus menginfeksi bagian usus yang kemudian memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat sehingga bisa menyebabkan melemahnya otot serta terkadang menyebabkan kelumpuhan.

Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening. 

Penularan virus polio secara umum terjadi melalui beberapa cara: 

1. Secara langsung dari orang ke orang 

2. Melalui percikan ludah penderita

3  Melalui tinja penderita.

D.   Tanda dan gejala klinis penderita Polio

Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio: 

 Infeksi subklinis 

Non-paralitik 

Paralitik

95% kasus merupakan infeksi subklinis. 

Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta berbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis. 

Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam) 

Demam ringan 

Sakit kepala 

Tidak enak badan 

Nyeri tenggorokan 

Tenggorokan tampak merah 

Muntah 

Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu) 

Demam sedang 

Sakit kepala 

Kaku kuduk 

Muntah 

Diare 

Kelelahan yang luar biasa 

Rewel 

Nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut 

Kejang dan nyeri otot 

Nyeri leher 

Nyeri leher bagian depan 

Kaku kuduk 

Nyeri punggung 

Nyeri tungkai (otot betis) 

Ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri 

Kekakuan otot

Poliomielitis paralitik 

Demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya 

Sakit kepala 

Kaku kuduk dan punggung 

Kelemahan otot asimetrik 

Segera berkembang menjadi kelumpuhan

Lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena

Perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum) 

Peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri) 

Sulit untuk memulai proses berkemih 

Sembelit 

Perut kembung 

Gangguan menelan 

Nyeri otot 

Kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung 

Ngiler 

Gangguan pernafasan 

Rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi 

Refleks Babinski positif. 

E.    Pencegahan Penyakit Polio

Satu - satunya jalan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit polio ini adalah dengan mendapatkan vaksinasi polio. Vaksinasi polio diberikan kepada bayi yang baru lahir kemudian dilanjutkan saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan


F.   Imunisasi Polio

Imunisasi Polio adalah imunisasi yang diwajibkan pada awal usia anak. Meskipun penyakit polio saat ini dinyatakan tidak ada di Indonesia, tetapi harus tetap dilakukan pencegahan karena globalisasi dan perpindahan penduduk yang demikian cepat di dunia tetap berpotensi untuk mengancam. Terdapat 2 jenis vaksin polio: 

Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif 

Vaksin Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.



Usia Pemberian:

Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP.

Efek Samping:

Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnyapun sangat jarang.

Tingkat Kekebalan:

Dapat mencekal hingga 90%

Indikasi Kontra:

Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas 38C); muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.

 

  

 

Wednesday, November 11, 2020

contoh askeb individu pkl komunitas

                                                   Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Tn. “R” Pada Ny. “I”   Umur Kehamilan 14 minggu Usia 30 Tahun di Dusun Jambean Desa Jambean 

Kecamatan Kras Kab. Kediri



Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebidanan Komunitas


 






logo






Oleh:

RAHAYU PUJI ARMAASTUTI

NIM : 13.019






AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

LEMBAR PENGESAHAN



Laporan Kerja Lapangan (Kebidanan Komunitas) 

Di Desa Jambean Kecamatan Kras Kab. Kediri




MAHASISWA






RAHAYU PUJI ARMAASTUTI

NIM: 13.019





Mengetahui,


 

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi    



Eni Hapipah, Amd. Keb





Anna Nurhidayati, S. ST  




BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang 

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera (Halimatus, 2015).

Keluarga merupakan unit terkecil dari Masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi , satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya, karena adalam kehidupan sehari-hari ia mempunyai ikatan yang tidak dapat dipisahkan oleh alam lingkungannnya dan masyarakat sekitarnya untuk memenuhi keperluan hidupnya.

Pada hakekatnya keluaraga diharapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antar anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar anggota yang harmonis karena merupakan rahmat dari Allah SWT, amanat dari Allah SWT, unsur kebahagiaan, tempat bergantung dihari tua dan penyambung cita-cita orang tua yang harus didik (majalah Dharma Wanita, 1993, No: 92; 65). 

Mengenai Asuhan Kebidanan keluarga ini disesuaikan dengan kemampuan penyusunan agar dalam pelaksanaan dapat memberikan bantuan terutama yang dibahas pada laporan ini adalah tentang ibu dan anak (KIA). KIA ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, imunisasi dan KB. Dalam hal ini mahasiswa dapat membantu masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khusunya dalam keluarga, membantu mengatasi masalah tersebut bersama-sama masyarakat (keluarga) desa tersebut. Masalah kesehatan yang dapat muncul dalam masa yang dikatakan rawan bagi seorang ibu adalah pada saat hamil, bersalin, nifas, serta masa bayi dan balita.

Dalam laporan ini penyusun akan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. R yang sudah 12 tahun menikah dan masih harmonis sampai saat ini.


Tujuan 

Tujuan Umum 

Setelah melaksanakan pembelajaran praktek komunitas diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mampu melaksanakan manajemen kebidanan dan dapat secara nyata dalam memberikan Asuhan Kebidanan keluarga.

Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan pembelajaran praktek kebidanan komunitas diharapkan mahasiswa mampu melaksankan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga, yaitu :

Pengkajian terhadap keluarga 

Mengkaji masalah

Intervensi

Implementasi

Evaluasi


Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan pengetahuan dari penulis, maka penulis membatasi penulisan makalah ini pada Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Tn. “R” Pada Ny. “I”   Umur Kehamilan 14 minggu Usia 30 Tahun di Dusun Jambean, Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kab. Kediri


Lokasi dan Waktu

Adapun lokasi dan waktu saat penulis melaksanakan asuhan kebidanan komunitas  adalah di Dusun Jambean, Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kab. Kediri. Pada tanggal 21 Maret 2016.



Metode Penulisan

Kepustakaan

Penulis membekali diri dengan membaca literatur yang berkaitan dengan topik komunitas dalam lingkup keluarga, kehamilan dengan segala permasalahannya.

Dokumenter

Untuk mendapatkan data yang akurat serta Asuhan Kebidanan komunitas yang baik dan berhasil mencapai tujuan, maka penulis mempelajari status pasien dan keluarga untuk mendapatkan data yang nyata demi tercapainya tujuan umum dan khusus. 

Praktek Langsung

Penulis melakukan Asuhan Kebidanan komunitas  untuk memberikan asuhan kebidanan pada keluarga dan memperoleh data melalui wawancara secara langsung pada klien dan keluarga serta menetukan pemeriksaan, melaksanakan asuhan kebidanan komunitas mengevaluasi, memantau keadaan klien dan keluarga.

Bimbingan dan Konsultasi

Penulis melakukan bimbingan dan konsultasi dengan pembimbimg praktek dan pembimbing pendidikan.


Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 

Latar Belakang

Tujuan 

Batasan Masalah

Lokasi dan Waktu

Metode Penulisan

Sistematika Penulisan


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Keluarga

Konsep Dasar Kehamilan

Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi


BAB 3 TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Data Umum 

Data Khusus


DAFTAR PUSTAKA 



























BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


Konsep Dasar Keluarga

Pengertian

Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal). biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk (Nasrul Effendy, 1998 : 32).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain (Dep. Kes. RI, 1998).

Dari kedua batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga ini adalah : 

Unit terkecil masyarakat

Terdiri dari dua orang atau lebih 

Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah 

Hidup dalam satu rumah tangga 

Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga 

Berinteraksi satu sama lain 

Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing 

Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan  

Struktur Keluarga 

Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah : 

Patrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 

Matrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu. 

Matrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. 

Patrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

Keluarga kawinan : Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena 

Tipe/Bentuk Keluarga 

Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak -anak. 

Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. 

Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. 

Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. 

Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. 

Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. 

Peranan Keluarga 

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalarn posisi dan situasi tertentu. 

Peranan Ayah : ayah sebagai kepala keluarga dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pernberi rasa aman.

Peranan Ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anak. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rurnah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak- anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya. 

Peranan Anak : anak-anak rnelaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.  

Fungsi Keluarga 

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut : 

Fungsi Biologis

Untuk meneruskan keturunan

Memelihara dan rnernbesarkan anak 

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 

Memelihara dan merawat anggota keluarga 

Fungsi Psikologis

Memberikan kasih sayang dan rasa aman

Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 

Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 

Memberikan identitas keluarga

Fungsi Sosialisasi

Membina sosialisasi pada anak. 

Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 

Meneruskan nilai budaya keluarga

Fungsi Ekonomi

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk rnemenuhi kebutuhan keluarga 

Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk rnernenuhi kebutuhan keluarga 

Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang 

Arti lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut : 

Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. 

Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. 

Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik. 

Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah keluarga menjaga secara instuitif. merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. 

Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain. Kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan. mengatur penghasilan tersebut.

Fungsi Rekreatif Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga. Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing- masing dan sebagainya. 

Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus dari berbagai fungsi diatas 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya adalah: 

Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.  

Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga kemungkinan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. 

Asuh adalah menuju kebutuhan pemelihara dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan rnenjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. 

Ciri-Ciri Keluarga 

Diikat dalam suatu tali perkawinan

Ada hubungan darah

Ada ikatan batin 

Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya 

Ada pengambilan keputusan 

Kerjasama diantara anggota keluarga 

Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

Tinggal dalam suatu rumah


Konsep Dasar Kehamilan

Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi dengan lahirnya janin ke dunia luar. Lamanya normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)  (Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal : 89).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkambangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba, 1994: 4).

Klasifikasi 

Menurut usia kehamilan dibagi menjadi:

Menurut kehamilan per trimester

Trimester pertama : 0 – 14 minggu

Trimester kedua : 14 – 28 minggu

Trimester ketiga : 28 – 42 minggu

Menurut lama kehamilan

Kehamilan matur :   40 minggu

Kehamilan prematur :  28 - 36 minggu

Kehamilan postmatur :  > 42 minggu 

Gejala Kehamilan

Tanda-tanda Presumtif 

Amenorhoe 

Konsepsi dan nifas menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi.

Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.

Mual (Nause) dan muntah

Pengaruh hormon estrogen dan terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebut morning sickness.

Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.

Akibat mual muntah nafsu makan berkurang.

Ngidam

Wanita hamil menginginkan makanan tertentu.

Sincope atau pingsan

Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan pingsan. Keadaan ini akan menghilang setelah 16 minggu.

Payudara tegang

Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi pada triwulan kedua sudah hilang.

Konstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

Pigmentasi kulit

Sekitar pipi : Cloasma gravidarum

Dinding perut : Strie lividae, Strie nigra, Linea alba menghitam

Varises

Karena pengaruh estrogen dan progesteron, biasanya terjadi di sekitar genetalia eksterno, kaki betis, payudara. Akan menghilang setelah persalinan.

Tanda-tanda Kemungkinan Kehamilan

Rahim membesar sesuai usai kehamilan

Adanya tanda-tanda berikut:

Tanda Hegar : Pada pemeriksaan dalam teraba istimus dan persio lunak

Tanda Chadwik : Vulva dan vagina kebiru-biruan

Tanda Piscasek : Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran

Tanda Braxton Hick : Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda 

Suhu besar yang sesudah menstruasi tetap tinggi antara 37,2C – 37,8C adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.

Dengan tes kehamilan tertentu, yaitu dengan air kencing yang dipakai untuk menentukan adanya kehamilan dan dapat membantu diagnosis sedini mungkin.

Tanda Pasti Kehamilan

Ada gerakan janin dirasakan oleh ibu, 18 minggu untuk primi dan 16 minggu untuk multi dan 20 minggu dapat diraba oleh pemeriksa.

Terdengar DJJ dengan jelas dapat didengar sejak usia kehamilan18-20 minggu.

Teraba ballotement yaitu bagian yang melenting di dalam suatu kantung (uterus)

Perubahan Fisiologis Ibu Hamil

Uterus

Uterus bertambah besar disebabkan hypotermi dari otot-otot rahim, berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram. Peredaran darah rahim bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim terjadi perlunakan serviks karena pembuluh darah dalam serviks bertambah.

Vagina

Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga wana selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick). Reaksi asam pH 3,5-6,0 mempunyai sifat bakterisida.

Ovarium

Ovulasi terhenti. Masih tedapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.

Dinding perut

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan serabut elastis di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.

Kulit

Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi, muka ;cloasma gravidarum, payudara ; puting susu dan areola mammae, perut ;linea nigra.

Payudara

Membesar menyebabkan hipertrofi, sering mnyebabkan hipersensitivitas pada mammae. Dibawah kulit payudara sering nampak gamabaran-gambaran dari vena yang meluas. Puting susu biasanya membesar dan lebih tua warnaya dan acapkali mengeluarkan kolostrum.

Sistem Pernapasan

Kadang-kadang mengluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas paru meningkat sedikit selama hamil selam hamil seorang wanita hamil sesalu bernapas lebih dalam.

Saluran Pencernaan

Salivasi meningkat pada trimester I, meneluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran percernaan melemah sehingga motilitas dan makan akan berada lebih lama dalam saluran makanan.

Tulang dan Gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi cukup, gigi tidak akn kekurangan kasium. Apa yang disebut gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene yang buruk disekitar mulut.

Darah

Voleme darah bertambah, baik plasma maupun eritrositnya, tetapi penambahan volume plasma disebabkan oleh hidremia lebih menonjol hongga biasanya kadar Hb menurun. Batas fisiologis, Hb 10 gr%, eriterisit 3,5 juta/mm3, leukosit 8000-10000/mm3.

Metabolisme

Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. Kebutuhan kalori meningkat selam kehamila dan laktasi.

Asuhan Antenatal

 Kunjungan pertama

Kunjungan pertama ibu hamil bagi bidan adalah untuk mengenal faktor resiko ibu dan janin. Bila dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik maupun lab. perlu diberi tindakan khusus. Pada kunjungan pertama dilakukan:

Anamnesa

Pada wanita haid terlambat dan diduga hamil ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT). Taksiran persalinan dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur  dengan menggunakan rumus Naegle, bila ibu lupa HPHT tanyakan tentang gerakan janin, untuk primi 18 minggu dan  16 minggu untuk multi.

Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan.  Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita. Disamping itu ditanyakan riwayat menstruasi.

Pemeriksaan umum

Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi, dan tanda-tanda vital, pada mata dinilai ada tidaknya ikterus pada sclera, konjungtiva, edema dan clousma. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi, periksa juga jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.

Pemeriksaan obstetri

Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih, kemudia ibu diminta berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan disisi kanan ibu.

Pemeriksaan Luar

Cara pemeriksaan yang umum digunakan adalah cara Leopold yang dibagi 4 tahap:

Leopold I : Untuk menentukan TFU sehingga dapat diketahui usia kehamilan dan untuk menentukan bagian  pada fundus.

Leopold II : Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil.

Leopold III : Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum masuk PAP.

Leopold IV : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.

Pemeriksaan Dalam

Guna pemeriksaan dalam adalah untuk mengetahui:

Bagian bawah janin 

Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi untuk UUB, dagu, hidung, orbita, mulut dan sebagainya.

Kalau letak sungsang dapat diraba anus, sacrum dan tuber ischii.

Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin.

Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina, serviks dan panggul.

Pelvimetri klinik

Pemeriksaan dalam memakai jari telunjuk dan jari tengah dengan mencoba meraba promontorium, bila teraba batasnya ditandai dengan telunjuk tangan kiri lalu telunjuk dikeluarkan dan diukur. Akan diperoleh konjungtiva diagnosis, bila dikurangi 1,5 cm diperoleh konjungtiva vera.

Pemeriksaan Panggul

Panggul luar

Distansia Spinarum biasanya 23 – 26 cm

Distansia Cristarum biasanya 26 – 29 cm

Conjungata Eksterna biasanya 15 – 20 cm

Distansia Tuburun biasanya 15 – 11 cm

Keliling panggul 80 – 90 cm

Panggul dalam

Biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dalam.

Kunjungan Ulang

Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu dilakukan tiap   4 minggu; 28-36 minggu tiap 2 minggu; setelah 36 minggu dilakukan tiap minggu sampai bayi lahir. Setiap kunjungan dilakukan pengukuran berat badan ibu, tekanan darah, TFU, Leopold dan dengan DJJ.




Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi

Pengertian 

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin kehamilan yang daihadapi (Manuaba, 1998 : 33) 

Faktor resiko tinggi 

Faktor non medis 

Kemiskinan 

Ketidaktahuan 

Adat tradisi 

Kepercayaan 

Status gizi 

Status sosial ekonomi 

Lingkungan 

Faktor medis 

Penyakit-penyakit ini dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan penyakit neonatus dan kelainan enetik 

Low-low risk 

Adalah kasus-kasus baik pada kehamilan maupun dalam persalinan yang bukan/ tidak ada resiko  

High low risk 

Adalah kasus-kasus baik pada kehamilan maupun tidak ada lagi pada persalinan 

Low high risk 

Kasus-kasus tanpa resiko selama kehamilan, tetapi dengan resiko tinggi pada persalinan  

High-high risk 

Adalah kasus-kasus dengan resiko tinggi baik pada kehamilan maupun persalinan 

Kriteria kehamilan resiko tinggi 

 Menurut Puji Rochayati 

Primipara muda umur kurang 16 tahun 

Primipara tua umur diatas 35 tahun 

Primipara skunder dengan umur anak terkecil diatas 5 tahun 

Tinggi badan < 145 cm 

Riwayat kehamilan yang buruk 

Pernah keguguran 

Pernah persalinan premature, lahir mati 

Riwayat persalinan dengan tindakan 

 Pre-eklamsi 

Kehamilan dengan perdarahan 

Kehamilan dengan letak salah/ kelainan letak    

Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan 

Kurang darah 

TB paru 

Kencing manis 

Penyakit menular seksual 

Jantung 

Bengkak pada muka/ tungkai dan tekanan darah tinggi 

Hamil kembar dalam kandungan 

Kehamilan lebih bulan 

Letak sungsang 

Letak lintang  

Komplikasi kehamilan resiko tinggi 

Anemia

Hipertensi 

Penyakit jantung 

Diabetes millitus 

Obesitas 

Penyakit saluran kencing 

Penyakit hati 

Penyakit paru





BAB III

TINJAUAN KASUS


FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS

AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI

TAHUN 2016


Nama Mahasiswa :  Rahayu Puji Armaastuti

Tanggal pengkajian :  21 Maret 2016

Jam :  11.15 WIB


PENGKAJIAN

DATA UMUM

Nama KK : Tn. “R” Dusun : Jambean RT / RW  : 04 / 01

Daftar anggota keluarga

 

No Nama Anggota L / P Umur Pendidikan Agama Pekerjaan KB Sehat / Sakit    

1 Rudiyuwanto L 41 th SMK Islam Kary. PG - Sehat    

2 Indrawati N P 30 th SMA Islam IRT - Sehat    

3 Adela P 11 th SD Islam Pelajar - Sehat    

4 ABORTUS    

5 Kevin L 5 th TK Islam Pelajar - Sehat  


Denah rumah

Ruang tamu 1

Kamar 3

Ruang keluarga 1

Dapur 1

Kamar mandi 1

Karangan belakang


Genogram






Keterangan :


  : Jenis kelamin perempuan


: Jenis kelamin laki-laki





: Hamil ini

: Garis hubungan ( pernikahan )


Tipe keluarga

Keluarga Inti

Status sosial ekonomi keluarga

Suami bekerja sebagai petani penghasilan setiap bln : Rp.1200.000

Istri sebagai IRT : - ( tidak berpenghasilan )

Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga sering menghabiskan santainya bersama-sama di ruang tamu sambil menonton TV.

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Keluarga bapak “A” dengan seorang istri dan 3 anak usia 14 tahun, 11 tahun dan hamil ini, berarti keluarga bapak “A” berada pada perkembanga, jarak sapiteng dengan sumber air ± 10 meter.

Karakteristik rumah

Rumah

Luas : 12 m x 4 m

Jenis rumah : Tersendiri

Letak : Jauh dari vektor

Dinding : Tembok

Atap : Genting

Lantai : Tekel

Cahaya : Terang

Vasilitas : Cukup

Jendela : Ada

Kebersihan : Cukup bersih

Jumlah ruang : 6

Karakteristik tetangga dan komunitas RT 

Keluarga bapak “A” ramah terhadap tetangga, rukun dan selalu berpartisipasi terhadap lingkungan rumah.

Pola komunikasi keluarga

Hubungan antar anggota keluarga cukup baik, meskipun kadang terjadi percecokan antar anggota keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut lama.

Struktur peran keluarga

Dalam keluarga yang menonjol dalam mengambil keputusan atau memutuskan permasalahan adalah kepala keluarga yang sebelumnya dimusyawarahkan dengan istri.

Fungsi keluarga

Keluarga adalah tempat mengadu segala masalah 1 sama lain dan juga dalam menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan sehingga apabila timbul masalah-masalah keluarga sebagai berikut :

Kurangnya pemahaman tentang kehamilan resti.

Mungkin karena kurang pengetahuan keluarga.

Managemen kesehatan keluarga

Bila dalam keluarga ada yang mengalami sakit 3 bulan terakhir, isilah kolom berikut :

 

Nama Jenis penyakit Diderita sejak Pengobatan ya / tidak, kalau ya di tulis obatnya    

- - - -    

   

 


Kematian anggota keluarga 1 tahun terakhir : ada / tidak

Kalau ada isi kolom berikut :

 

No Nama Sebab kematian    

- - -    

   

 


Pola integrasi keluarga

Penanggung jawab keluarga : Tn.”A” / Hubungan di keluarga suami ( kepala keluarga ).

Pengambil keputusan di keluarga : Tn.”A” / Hubungan di keluarga suami ( kepala keluarga ).


Pola penggunaan fasilitas oleh keluarga :

Puskesmas             Dokter praktek

Polindes Perawat

Rumah sakit Bidan praktek

Stres dan koping keluarga

Tidak ada

Keikutan keluarga dalam organisasi masyarakat


Karang taruna   Dasawisma

Yasinan   Lain-lain

DATA KHUSUS

PUS / WUS

Apakah di dalam keluarga terdapat pasangan usia subur ( PUS : Ya / tidak )

Kalau ya, berapa jumlahnya : 1

Apakah di dalam keluarga terdapat wanita usia subur ( WUS : Ya / tidak )

Kalau ya, berapa jumlahnya : 1

Ibu hamil

Apakah di dalam keluarga terdapat ibu hamil : Ya / tidak 

Kalau ya : lengkapi persyaratan berikut :

Apakah mempunyai buku KIA : Ya / tidak

Apakah resiko tinggi : Ya / tidak. Stiker P4K ada / tidak, di tempel ya / tidak

Berapa skor puji rochyati : 10

Alasan resiko tinggi : hamil (2), terlalu tua (4), anak terkecil > 10 tahun (4) = skor 10

HPHT : 5 - 8 - 2015

Berapa TB dan BB : 150 cm dan 63 kg

Apakah ibu sudah imunisasi TT : Ya / tidak : lengkap / belum

Bagaimana riwayat kesehatan yang lalu :

Apaka ibu rutin ANC : Ya / tidak

Sebutkan tanggal dan status TT, TT long live / tidak

( status TT terakhir apa ? T5 dan tanggal 3 – 9 - 2015 )

Bagaimana riwayat kesehatan yang lalu :

Apakah ibu rutin ANC : Ya / tidak

Kalau ya :

Kontak pertama klai dengan tenaga kesehatan pada UK berapa ? UK 4 mg

Tempat ANC : Puskesmas / bidan / dokter / RS / dukun

Hasil pemeriksaan terakhir : taa, TD : 100 / 70 mmHg, BB : 64 kg, UK : 28 2/7 mg, TFU : 29 cm, let. Kep, belum masuk PAP, DJJ : 144 x/menit

Apakah keluhan ibu sekarang : tidak ada keluhan

Bagaimana pengetahuan ibu / keluarga tentang kehamilan : ibu sudah tau tentangg kehamilan ini dan sudah tau cara merawat dirinya.

Bagaimana status gizi bumil : baik / buruk

Berapa ukuran LILA ibu hamil : 28 cm

Kenaikan BB ibu pada saat hamil : 7 kg

Apakah ibu anemia : Ya / tidak, berapa kadar Hb : 12,4 gr% 


ANALISA DATA

 

DATA FOKUS MASALAH KESEHATAN KELUARGA    

Kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan resiko tinggi Ny.”A” usia 41 tahun G3 P2002 dengan kehamilan resiko tinggi  


TEKNIK PENAPISAN

 

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran    

1 Sifat masalah ancaman kesehatan 1/1 x 1 1 Ancaman kesehatan bagi bumil resti, bila tidak segera di tangani    

2 Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian 1/1 x 2 2 Keluarga menyadari masalah  dapat di ubah    

3 Potensi masalah untuk dicegah : cukup 1/1 x 1 1 Keluarga menyadari masalah tidak mudah untuk di ubah karena kurangnya pengetahuan terhadap kehamilan resiko tinggi    

4 Menonjolnya masalah.

Masalah berat harus segera ditangani

1/1 x 1 1 Keluarga menganggap masalah kurangnya pengetahuan tentang kehamilan resti merupakan masalah yang harus segera di tangani    

Jumlah skor 5  


PERENCANAAN

 

Tujuan Rencana kegiatan Volume kegiatan Sasaran Alat    

Setelah dilakukan penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi keluarga mengerti tentang arti pentingnya pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi

Keluarga mengerti tentang macam-macam kehamilan dengan resiko tinggi

 Keluarga mengerti tentang bahaya kehamilan dengan resiko tinggi

Keluarga mengerti tentang cara menyekor kehamilan dengan resiko tinggi

Keluarga mengerti tentang cara memantau kehamilan dengan resiko tinggi Memberikan penyuluhan tentang kehamilan dengan resiko tinggi, macam-macam kehamilan dengan kehamilan resiko tinggi, tanda bahaya kehamilan dengan resiko tinggi, cara memantau kehamilan dengan resiko tinggi  2x kegiatan 1 keluarga 4 anggota keluarga Liflet tentang kehamilan resiko tinggi