Wednesday, February 12, 2020

PERMENKES NO. 28 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN



PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 28 TAHUN 2017 
TENTANG 
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN 

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 


Menimbang :   a.    bahwa dalam rangka melindungi masyarakat penerima 
pelayanan kesehatan, setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan praktik keprofesiannya harus memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 
bahwa Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki; 
bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum; 
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan; 


Mengingat :  1.  Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang    
  Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 5063);    
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang 
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran 
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 
Nomor 5679);    
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang 
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);    
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 
2012 Nomor 122);    
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara 
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 977);    
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 
2013 Nomor 1320);    
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 
Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata 
Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik 
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);    
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor  
369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi 
Bidan; 
MEMUTUSKAN: 
Menetapkan :  PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN. 

BAB I 
KETENTUAN UMUM 

Pasal 1 
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan;  
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan. 
Surat Tanda Registrasi Bidan yang selanjutnya disingkat STRB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.   
Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan. 
Praktik Mandiri Bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara perorangan. 
Instansi Pemberi Izin adalah instansi atau satuan kerja yang ditunjuk oleh pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menerbitkan izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 




Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. 
Organisasi Profesi adalah wadah berhimpunnya tenaga kesehatan bidan di Indonesia. 
Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 
1945.  
Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. 

BAB II 
PERIZINAN 

Bagian Kesatu 
Kualifikasi Bidan 

Pasal 2 
Dalam menjalankan Praktik Kebidanan, Bidan paling rendah memiliki kualifikasi jenjang pendidikan diploma tiga kebidanan. 






Bagian Kedua 
STRB 

Pasal 3 
Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya. 
STRB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh setelah Bidan memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
STRB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun. 
Contoh surat STRB sebagaimana tercantum dalam formulir II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 

Pasal 4 
STRB yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Bagian Ketiga 
SIPB 

Pasal 5 
Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki SIPB. 
SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Bidan yang telah memiliki STRB.  
SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk 1 (satu) Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 
SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama STR Bidan masih berlaku, dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.  

Pasal 6 
Bidan hanya dapat memiliki paling banyak 2 (dua) SIPB. 
Permohonan SIPB kedua, harus dilakukan dengan menunjukan SIPB pertama. 

Pasal 7 
SIPB diterbitkan oleh Instansi Pemberi Izin yang ditunjuk pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 
Penerbitan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditembuskan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. 
Dalam hal Instansi Pemberi Izin  merupakan dinas kesehatan kabupaten/kota, Penerbitan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditembuskan. 

Pasal 8 
(1) Untuk memperoleh SIPB, Bidan harus mengajukan permohonan kepada Instansi Pemberi Izin dengan melampirkan:  
fotokopi STRB yang masih berlaku dan 
dilegalisasi asli;  
surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik; 
surat pernyataan memiliki tempat praktik;  
surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat Bidan akan berpraktik; 
pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 
4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;  
rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat; dan 
rekomendasi dari Organisasi Profesi. 
(2) Persyaratan surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat Bidan akan berpraktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dikecualikan untuk Praktik Mandiri Bidan. 

Dalam hal Instansi Pemberi Izin  merupakan dinas kesehatan kabupaten/kota, persyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f tidak diperlukan. 
Untuk Praktik Mandiri Bidan dan Bidan desa, Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setelah dilakukan visitasi penilaian pemenuhan persyaratan tempat praktik Bidan. 
Contoh surat permohonan memperoleh SIPB sebagaimana tercantum dalam formulir III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 
Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam formulir 
IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 

Pasal 9 
Dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak berkas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) diterima dan dinyatakan lengkap, Instansi Pemberi Izin harus mengeluarkan SIPB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Pernyataan lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan surat tanda penerimaan kelengkapan berkas. 

Pasal 10 SIPB dinyatakan tidak berlaku dalam hal: 
tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPB; 
masa berlaku STRB telah habis dan tidak diperpanjang; 
dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin; atau 
Bidan meninggal dunia. 

Pasal 11 
Bidan warga negara asing yang akan menjalankan Praktik Kebidanan di Indonesia harus memiliki sertifikat kompetensi, STR sementara, dan SIPB. 
Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh Bidan warga negara asing setelah lulus evaluasi kompetensi. 
Evaluasi kompetensi  sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh STR sementara. 
Untuk memperoleh SIPB, Bidan warga negara asing harus melakukan permohonan kepada Instansi Pemberi Izin dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). 
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan warga negara asing harus memenuhi persyaratan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Pasal 12 
STR sementara dan SIPB bagi Bidan warga negara asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya. 

Pasal 13 
Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri yang akan melakukan Praktik Kebidanan di Indonesia harus memiliki STRB dan SIPB. 
STRB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh setelah melakukan proses evaluasi kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Untuk memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri harus melakukan permohonan kepada Instansi Pemberi Izin dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). 
Pasal 14 
Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mempekerjakan Bidan yang tidak memiliki SIPB. 
Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melaporkan Bidan yang bekerja dan berhenti bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi. 

BAB III 
PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN  

Bagian Kesatu 
Umum 

Pasal 15 
Bidan dapat menjalankan Praktik Kebidanan secara mandiri dan/atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 
Praktik Kebidanan secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Praktik Mandiri Bidan. 
Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: 
klinik; 
puskesmas; 
rumah sakit; dan/atau 
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.  

Pasal 16 
(1) Bidan yang berpraktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf b meliputi  
Bidan yang melakukan praktik kebidanannya di puskesmas; dan 
Bidan desa. 
Bidan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Bidan yang memiliki SIPB di puskesmas, dan bertempat tinggal serta mendapatkan penugasan untuk melaksanakan Praktik Kebidanan dari Pemerintah Daerah pada satu desa/kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan. 
Praktik Bidan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tempat praktik bidan desa sebagai jaringan Puskesmas.  
Dalam rangka penjaminan mutu pelayanan kesehatan praktik Bidan desa sebagai jaringan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dinas kesehatan kabupaten/kota setempat harus melakukan penilaian pemenuhan persyaratan tempat yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan praktik Bidan desa dengan menggunakan Formulir 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 
Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f, sebelum SIPB untuk Bidan desa diterbitkan. 

Pasal 17 
Bidan desa dapat mengajukan Permohonan SIPB kedua berupa Praktik Mandiri Bidan, selama memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan mengikuti ketentuan: 
lokasi Praktik Mandiri Bidan yang diajukan, berada pada satu desa/kelurahan sesuai dengan tempat tinggal dan penugasan dari Pemerintah Daerah; 
memiliki tempat Praktik Mandiri Bidan tersendiri yang tidak bergabung dengan tempat praktik Bidan desa; dan 
waktu Praktik Mandiri Bidan yang diajukan, tidak bersamaan dengan waktu pelayanan praktik Bidan desa. 
Bagian Kedua 
Kewenangan 

Pasal 18 
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk memberikan: 
pelayanan kesehatan ibu; 
pelayanan kesehatan anak; dan 
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. 

Pasal 19 
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan. 
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan: 
konseling pada masa sebelum hamil; 
antenatal pada kehamilan normal; 
persalinan normal; 
ibu nifas normal; 
ibu menyusui; dan 
konseling pada masa antara dua kehamilan. 
(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan: 
episiotomi; 
pertolongan persalinan normal; 
penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II; 
penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan; 
pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil; 
pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas; 
fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif; 
pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum; 
penyuluhan dan konseling; 
bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan 
pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran. 
  
Pasal 20 
Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah. 
Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan: 
pelayanan neonatal esensial; 
penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan; 
pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah; dan 
konseling dan penyuluhan. 
Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu. 
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi: 
penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan/atau kompresi jantung; 

penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru; 
penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering; dan 
membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir dengan infeksi gonore (GO). 
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan 
(KPSP) 
Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang. 

Pasal 21 
Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan berwenang memberikan: 
penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana; dan 
pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.  



Bagian Ketiga 
Pelimpahan kewenangan 

Pasal 22 
Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bidan memiliki kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan: 
penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan; dan/atau 
pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara mandat dari dokter. 

Pasal 23 
Kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf a, terdiri atas: 
kewenangan berdasarkan program pemerintah; dan 
kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain di suatu wilayah tempat Bidan bertugas. 
Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh Bidan setelah mendapatkan pelatihan. 
Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah bersama organisasi profesi terkait berdasarkan modul dan kurikulum yang terstandarisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Bidan yang telah mengikuti pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak memperoleh sertifikat pelatihan. 
Bidan yang diberi kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan penetapan dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. 

Pasal 24 
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Bidan ditempat kerjanya, akibat kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus sesuai dengan kompetensi yang diperolehnya selama pelatihan.  
Untuk menjamin kepatuhan terhadap penerapan kompetensi yang diperoleh Bidan selama pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas kesehatan kabupaten/kota harus melakukan evaluasi pascapelatihan di tempat kerja Bidan. 
Evaluasi pascapelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling lama 6 (enam) bulan setelah pelatihan. 

Pasal 25 
Kewenangan berdasarkan program pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a, meliputi: 
pemberian pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim dan alat kontrasepsi bawah kulit; 
asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit tertentu; 
penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman yang ditetapkan; 
pemberian imunisasi rutin dan tambahan sesuai program pemerintah; 
melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan; 
pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah; 
melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian 
kondom, dan penyakit lainnya; 
pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi; dan 
melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;  
Kebutuhan dan penyediaan obat, vaksin, dan/atau kebutuhan logistik lainnya dalam pelaksanaan Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Pasal 26 
Kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain di suatu wilayah tempat Bidan bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal telah tersedia tenaga kesehatan lain dengan kompetensi dan kewenangan yang sesuai. 
Keadaan tidak adanya tenaga kesehatan lain di suatu wilayah tempat Bidan bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.  

Pasal 27 
Pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara mandat dari dokter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b diberikan secara tertulis oleh dokter pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama tempat Bidan bekerja. 
Tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan dalam keadaan di mana terdapat kebutuhan pelayanan yang melebihi ketersediaan dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama tersebut. 
Pelimpahan tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan: 
tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kompetensi yang telah dimiliki oleh Bidan penerima pelimpahan; 
pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan dokter pemberi pelimpahan; 
tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil keputusan klinis sebagai dasar pelaksanaan tindakan; dan 
tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus menerus. 
Tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab dokter pemberi mandat, sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan. 

Bagian Keempat 
Kewajiban dan Hak 

Pasal 28 
Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan berkewajiban untuk: 
menghormati hak pasien; 
memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan; 
merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu; 
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan; 
menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan; 
melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya yang diberikan secara sistematis; 
mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional;  
melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan Praktik Kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian;  
pemberian surat rujukan dan surat keterangan kelahiran; dan 
meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. 

Pasal 29 
Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan memiliki hak: 
memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan pelayanannya sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional; 
memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya; 
melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kewenangan; dan 
menerima imbalan jasa profesi. 

BAB IV 
PRAKTIK MANDIRI BIDAN 

Pasal 30 
Bidan yang menyelenggarakan Praktik Mandiri Bidan harus memenuhi persyaratan, selain ketentuan persyaratan memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). 
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, serta obat dan bahan habis pakai. 

Pasal 31 
Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) berupa Praktik Mandiri Bidan harus berada pada lokasi yang mudah untuk akses rujukan dan memperhatikan aspek kesehatan lingkungan.  

Pasal 32 
Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) meliputi ruang dalam bangunan Praktik Mandiri Bidan yang terdiri atas: 
ruang tunggu; 
ruang periksa; 
ruang bersalin; 
ruang nifas;  
WC/kamar mandi; dan 
ruang lain sesuai kebutuhan. 

Pasal 33 
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, bangunan Praktik Mandiri Bidan harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik bangunan lainnya.  
Ketentuan tidak bergabung fisik bangunan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk rumah tinggal perorangan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.  
Dalam hal praktik mandiri berada di rumah tinggal perorangan, akses pintu keluar masuk tempat praktik harus terpisah dari tempat tinggal perorangan. 
Bangunan praktik mandiri Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.  

Pasal 34 
Persyaratan prasarana Praktik Mandiri Bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) paling sedikit memiliki: 
sistem air bersih; 
sistem kelistrikan atau pencahayaan yang cukup; 
ventilasi/sirkulasi udara yang baik; dan 
prasarana lain sesuai kebutuhan.  

Pasal 35 
Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) berupa peralatan Praktik Mandiri Bidan harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik untuk menyelenggarakan pelayanan. 

Pasal 36 
Persyaratan obat dan bahan habis pakai Praktik Mandiri Bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) meliputi pengelolaan obat dan bahan habis pakai yang diperlukan untuk pelayanan antenatal, persalinan normal, penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana, dan penanganan awal kasus kedaruratan kebidanan dan bayi baru lahir.  
Obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diperoleh dari apotek melalui surat pesanan kebutuhan obat dan bahan habis pakai. 
Bidan yang melakukan praktik mandiri harus melakukan pendokumentasian surat pesanan kebutuhan obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta melakukan pengelolaan obat yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Contoh surat pesanan obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam formulir V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 






Pasal 37 
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan bangunan, prasarana, peralatan, dan obat-obatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal 36 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 

Pasal 38 
Praktik Mandiri Bidan harus melaksanakan pengelolaan limbah medis. 
Pengelolaan limbah medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui kerjasama dengan institusi yang memiliki instalasi pengelolaan limbah. 

Pasal 39 
Praktik Mandiri Bidan harus memasang papan nama pada bagian atau ruang yang mudah terbaca dengan jelas oleh masyarakat umum dengan ukuran 60x90 cm dasar papan nama berwarna putih dan tulisan berwarna hitam.  
Papan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat nama Bidan, nomor STRB, nomor SIPB, dan waktu pelayanan. 

Pasal 40 
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus melakukan penilaian terhadap pemenuhan persyaratan Praktik Mandiri Bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal 36, dengan menggunakan instrumen penilaian sebagaimana tercantum dalam Formulir I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 
Hasil penilaian kelayakan sebagaimana dimaksud pada huruf (1), menjadi dasar dalam pembuatan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f. 

Pasal 41 
Praktik Mandiri Bidan tidak memerlukan izin penyelenggaraan sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 
Izin penyelenggaraan Praktik Mandiri Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melekat pada SIPB yang bersangkutan. 

Pasal 42 
Bidan dalam menyelenggarakan Praktik Mandiri Bidan dapat dibantu oleh tenaga kesehatan lain atau tenaga nonkesehatan. 
Tenaga kesehatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki SIP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Pasal 43 
Bidan yang berhalangan sementara dalam melaksanakan praktik kebidanan dapat menunjuk Bidan pengganti dan melaporkannya kepada kepala puskesmas setempat. 
Bidan pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki SIPB dan tidak harus SIPB di tempat tersebut. 

Pasal 44 
Dalam rangka melaksanakan praktik kebidanan, Praktik Mandiri Bidan dapat melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana antenatal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.  






BAB V 
PENCATATAN DAN PELAPORAN 

Pasal 45 
Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. 
Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke puskesmas wilayah tempat praktik.  
Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dan disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.  
Ketentuan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan bagi Bidan yang melaksanakan praktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan selain Praktik Mandiri Bidan. 

BAB VI 
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 

Pasal 46 
Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan/atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik bidan sesuai dengan kewenangan masingmasing. 
Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Dinas Kesehatan Provinsi, 
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengikutsertakan organisasi profesi. 
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien, dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. 


Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik. 
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: 
teguran lisan; 
teguran tertulis; 
pencabutan SIP untuk sementara paling lama 1 
(satu) tahun; atau 
pencabutan SIPB selamanya. 

BAB VII 
KETENTUAN PERALIHAN 

Pasal 47 
Praktik Mandiri Bidan yang telah terselenggara berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan tetap dapat menyelenggarakan pelayanan sampai habis masa berlakunya izin. 
Praktik Mandiri Bidan yang diselenggarakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan 
Penyelenggaraan Praktik Bidan, harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.  







Proses permohonan SIPB baru atau perpanjangan 
SIPB yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan 
Penyelenggaraan Praktik Bidan, dan diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap diproses berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010. 

Pasal 48 
Bidan desa yang telah memiliki SIPB berdasarkan 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan 
Penyelenggaraan Praktik Bidan, dan tempat praktiknya di desa/kelurahan belum mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini, harus menyesuaikan diri paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. 

BAB VIII 
KETENTUAN PENUTUP 

Pasal 49 
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 

Pasal 50 
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.  

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. 


Ditetapkan di Jakarta  pada tanggal 12 Mei 2017 
  
MENTERI KESEHATAN  
REPUBLIK INDONESIA,  

ttd 

NILA FARID MOELOEK  

Diundangkan di Jakarta 
Pada tanggal 13 Juli 2017 

DIREKTUR JENDERAL  
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA, 

  ttd 

WIDODO EKATJAHJANA 


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 954 

LAMPIRAN  
PERATURAN MENTERI KESEHATAN  
REPUBLIK INDONESIA  
NOMOR 28 TAHUN 2017 
TENTANG  
IZIN DAN PENYELENGGARAAN 
PRAKTIK BIDAN 


PERSYARATAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN 

A. PERSYARATAN BANGUNAN TEMPAT PRAKTIK 
Merupakan bangunan permanen dan menetap 
Dinding dan lantai tempat praktik berwarna terang, tidak berpori dan mudah dibersihkan.  
Lantai tempat praktik tidak licin, tidak berpori dan mudah dibersihkan 
Akses/pintu keluar masuk  ke ruang praktik terpisah dari rumah tinggal keluarga. 
Memiliki  ruang  tunggu, ruang periksa, ruang bersalin, ruang nifas/rawat inap, kamar mandi/WC, ruang pemrosesan alat dengan syarat- syarat tertentu. 

PERSYARATAN RUANG PRAKTIK  
Ruang tunggu 
Ruangan  bersih  dan nyaman 
Dilengkapi dengan bangku tunggu 
Tersedia media informasi kesehatan 
Ruang periksa 
Ukuran minimal 3x2 m2 
Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin. 
Ruangan  bersih  dan tidak berdebu  
Dilengkapi tempat tidur untuk pemeriksaan dengan ukuran sesuai standar, meja dan kursi 
Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik 
Tersedia media informasi kesehatan ibu dan anak. 
Ruang tindakan  
Ukuran minimal 3 x 4 m2 untuk 1 (satu) tempat tidur persalinan dengan ukuran sesuai standar 
Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin 
Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm  
Ruangan  bersih  dan tidak berdebu 
Tersedia meja resusitasi untuk neonatal dan set resusitasi. 
Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik 
Ruang nifas/rawat inap ibu dan bayi 
Ukuran minimal 2x3 m untuk 1 tempat tidur 
Jumlah tempat tidur maksimal 5 (lima) tempat tidur disesuaikan dengan luas ruangan. 
Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin. 
Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm. 
Ruangan  bersih dan tidak berdebu.  
Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik. 
WC/Kamar mandi 
Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin. 
Pintu terbuka keluar, lebar daun pintu minimal 90 cm, mudah dibuka dan ditutup. 
Dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail), kloset diutamakan kloset duduk. 
Tersedia shower/gayung 
Ruang lainnya bila difungsikan untuk pemrosesan alat dan pengelolaan limbah 
Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin. 
Tersedia wastafel khusus pencucian alat dengan air mengalir 
Tersedia alat dan tempat pemrosesan alat sesuai standar. 
Untuk pengelolaan limbah padat tersedia tempat sampah tertutup yang terpisah untuk limbah medis dan limbah domestik, dilapisi kantong plastik. Limbah medis yang infeksius hanya boleh disimpan maksimal 48 jam.    
Untuk pengelolaan limbah cair diperlukan septic tank yang kedap air terpisah dari limbah rumah tangga 

PERSYARATAN PRASARANA  
Sirkulasi udara 15% x Luas lantai (dalam hal tidak terpenuhi 15%, maka bisa ditambah alat pengatur sirkulasi udara seperti: AC, kipas angin) 
Cahaya terang dan tidak menyilaukan  
Pintu dapat dikunci, dan terbuka keluar 
Tersedia sketsel, gorden yang mudah dibersihkan  
Tersedia air mengalir 
Tersedia sistem kelistrikan yang sesuai dengan peralatan yang digunakan 
Tersedia minimal 1 titik kelistrikan tiap ruangan, sedangkan khusus ruangan tindakan minimal 2. 
Tersedia minimal 1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dalam kondisi siap pakai 
Meubelair 


No. JENIS MEUBELAIR JUMLAH MINIMUM  
     
1. Kursi Kerja  4 buah    
2. Lemari Arsip 1 buah    
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah    
4. Tempat Tidur Periksa 1 buah    
5. Tempat Tidur untuk Persalinan 1 set    
6. Tempat Tidur Nifas 1 buah    
7. Boks Bayi 1 buah  

Pencatatan Dan Pelaporan 


No. JENI PENCATATAN DAN PELAPORAN JUMLAH MINIMUM     
A. Kesehatan Ibu dan KB    
1. Buku KIA Sesuai kebutuhan    
2. Buku Kohort Ibu 1 buah    
No. JENI PENCATATAN DAN PELAPORAN JUMLAH MINIMUM     
3. Kartu Ibu Sesuai kebutuhan    
4. Buku Register Ibu 1 buah    
5. Formulir dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan Sesuai Kebutuhan    
6. Formulir Informed Consent Sesuai Kebutuhan    
7. Formulir Laporan Sesuai Kebutuhan    
8. Formulir Rujukan Sesuai Kebutuhan    
9. Surat Keterangan Hamil Sesuai kebutuhan    
10. Pencatatan asuhan kebidanan Sesuai kebutuhan    
B. Kesehatan Anak    
1. Bagan Dinding MTBS  1 buah    
2. Bagan MTBS 1 buah    
3. Buku register Bayi 1 buah    
4. Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang 
Anak Sesuai Kebutuhan    
5. Formulir Kuesioner Pra Skrining 
Perkembangan (KPSP) Sesuai Kebutuhan    
6. Formulir Rekapitulasi Laporan Kesehatan 
Bayi Sesuai Kebutuhan    
7. Register Kohort Bayi 1 buah    
C. Imunisasi    
1. Formulir lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan Sesuai Kebutuhan    
2. Formulir laporan Sesuai Kebutuhan    
D. Persalinan    
1. Informed Consent  Sesuai Kebutuhan    
2. Formulir dan Surat Keterangan lain Sesuai Kebutuhan    
3. Formulir Laporan Sesuai Kebutuhan    
4. Formulir Partograf Sesuai Kebutuhan    
5. Formulir Persalinan/nifas dan KB Sesuai Kebutuhan    
6. Formulir Rujukan Sesuai Kebutuhan    
7. Formulir Surat Kelahiran Sesuai Kebutuhan    
8 Kantong persalinan 1 set    
E. Nifas    
1. Buku Register Pelayanan  Sesuai Kebutuhan    
2. Formulir lain sesuai kebutuhan pelayanan Sesuai Kebutuhan  


PERSYARATAN PERALATAN 
  
PERALATAN 

No. JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMUM    
I. Set Pemeriksaan Obstetri Gynekologi    
1. Bak Instrumen dengan tutup 1 buah    
2. Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 buah    
3. Palu Refleks 1 buah    
4. Pen Lancet 1 buah    
5. Sphygmomanometer Dewasa 1 buah    
6. Stetoskop Dewasa 1 buah    
7. Sudip lidah  2 buah    
8. Termometer Dewasa  1 buah    
9. Timbangan Dewasa  1 buah    
10. Torniket Karet 1 buah    
11. Doppler 1 buah    
12. Gunting Benang 1 buah    
13. Gunting Episiotomi 1 buah    
14. Gunting Tali Pusat 1 buah    
15. Gunting Verband 1 buah    
16. Klem Kasa (Korentang) 1 buah    
17. Tempat Klem Kasa (Korentang) 1 buah    
18. Lampu Periksa Halogen 1 buah    
19. Masker Oksigen + Kanula Nasal Dewasa 1 buah    
20. Meja Instrumen 1 buah    
21. Needle Holder Matheiu 1 buah    
22. Pelvimeter Obstetrik 1 buah    
23. Pinset Jaringan (Sirurgis) 1 buah    
24. Pinset Kasa (Anatomis) 1 buah    
25. Pinset Bedah 1 buah    
26. Setengah Kocher 1 buah    
27. Spekulum (Sims)  1 buah    
28. Spekulum Cocor Bebek  1 buah    
29. Standar infus 2 buah    
30. Stetoskop Dewasa 1 buah    
31. Stetoskop Janin/ Fetoscope 1 buah    
32. Tabung Oksigen dan Regulator 1 set  
  
No. JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMUM    
II. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak    
1. Alat Pengukur Panjang Bayi  1 buah    
2. Lampu periksa 1 buah    
3. Pengukur lingkar kepala 1 buah    
4. Pengukur tinggi badan anak 1 buah    
5. Timbangan bayi 1 buah    
III. Set Pelayanan KB    
1.  Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup  1 buah    
2. Implant Kit 1 buah    
3. IUD Kit 1 buah    
4. Aligator Ekstraktor AKDR  1 buah    
5. Gunting Mayo CVD  1 buah    
6. Klem Kasa Lurus (Sponge Foster Straight)  1 buah    
7. Klem Penarik Benang AKDR  1 buah    
8. Sonde Uterus Sims  1 buah    
9. Tenakulum Schroeder 1 buah    
10. Scapel 1 buah    
11 Trochar 1 buah    
IV. Set Imunisasi    
1.  Vaccine carrier  1 buah    
2. Vaccine Refrigerator 1 buah    
V. Set Resusitasi Bayi    
1.  Baby Suction Pump portable  1 set    
2. Meja Resusitasi dengan Pemanas (Infant 
Radiant Warmer) 1 set    
3. Penghisap Lendir DeLee (neonatus) 1 buah    
VI. Peralatan lain    
1. Bantal 3 buah    
2. Celemek Plastik 1 buah    
3. Kacamata google 1 buah    
4. Sepatu boot 1 pasang    
5. Penutup rambut 1 buah    
6. Duk Bolong 2 buah    
7. Kasur 3 buah    
8. Lemari Alat 1 buah    
9. Lemari Obat 1 buah    
No. JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMUM    
10. Meteran (untuk mengukur tinggi Fundus) 1 buah    
11. Perlak 5 buah    
12. Pispot 2 buah    
13. Pita Pengukur Lila 1 buah    
14. Seprei 3 buah    
15. Set Tumbuh Kembang Anak 1 buah    
16. Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah    
17. Tempat Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup 2 buah    
18. Tirai 3 buah    
19. Toples Kapas/Kasa Steril 3 buah    
20. Tromol Kasa/Kain Steril 3 buah    
21. Waskom Kecil 1 buah    
22. Bengkok 3 buah    
23. Pengukur Tinggi Badan (microtoise) 1 buah    
24. Pisau Pencukur 1 buah    
25. Handuk Pembungkus Neonatus Sesuai Kebutuhan    
26. Kantong Metode Kanguru sesuai ukuran neonatus 1 set    
27. Lemari Kecil Pasien 1 buah    
28. Selimut Bayi 2 buah    
29. Selimut Dewasa 3 buah    
30. Tempat Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup 3 buah    
31. Sterilisator 1 set  

PERSYARATAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI 


NO. JENIS OBAT  SEDIAAN JUMLAH    
KONTRASEPSI ORAL    
1. Desogestrel Tablet Sesuai Kebutuhan    
2. Kombinasi desogestrel dan etinilestradiol Tablet Sesuai Kebutuhan    
3. Kombinasi levonorgestrel dan ethinylestradiol Tablet Sesuai Kebutuhan  
  
NO. JENIS OBAT  SEDIAAN JUMLAH    
4. Lynestrenol Tablet Sesuai Kebutuhan    
5. Kombinasi Cyproterone acetat dan ethynylestradiol Tablet Sesuai Kebutuhan    
6. Kombinasi Gestodene dan ethynylestradiol Tablet Sesuai Kebutuhan    
7. Levonorgestrel Tablet Sesuai Kebutuhan    
8. Kombinasi drospirenone dan ethynylestradiol Tablet Sesuai Kebutuhan    
9. Kombinasi ethynylestradiol dan lynestrenol Tablet Sesuai Kebutuhan    
KONTRASEPSI SUNTIK    
10. Medroxyroprogesterone acetate (DMPA) Vial Sesuai Kebutuhan    
11. Kombinasi 
Medroxyroprogesterone acetate (DMPA) dan estradiol cypionate Vial Sesuai Kebutuhan    
KONTRASEPSI IMPLAN    
12. Levonorgestrel Rods Sesuai Kebutuhan    
13. Etonogestrel Rods Sesuai Kebutuhan    
KONTRASEPSI AKDR    
14. IUD Cu T 380 A Set Sesuai Kebutuhan    
15. IUD Levonogestrel Set Sesuai Kebutuhan    
KONDOM    
16. Kondom Buah Sesuai Kebutuhan    
OBAT KEGAWAT DARURATAN DAN OBAT LAIN    
17. Oksitosin Inj Ampul Sesuai Kebutuhan    
18. Metilergometrin Inj. Ampul Sesuai Kebutuhan    
19. MgSO4 40% inj. Ampul Sesuai Kebutuhan    
20. Kalsium Glukonat 10% inj. Ampul Sesuai Kebutuhan    
21. Nifedipin/amlodipin Sesuai Kebutuhan    
22. Metildopa Sesuai Kebutuhan    
23. Vitamin A Dosis tinggi Softgel Sesuai Kebutuhan    
24. Tablet tambah darah tablet Sesuai Kebutuhan    
NO. JENIS OBAT  SEDIAAN JUMLAH    
25. Vitamin K 1 injeksi ampul Sesuai Kebutuhan    
26. Salep mata Gentamicin tube Sesuai Kebutuhan    
BAHAN HABIS PAKAI    
1. Alkohol  Sesuai Kebutuhan    
2. Cairan Desinfektan Sesuai Kebutuhan    
3. Kain Steril Sesuai Kebutuhan    
4. Kapas Sesuai Kebutuhan    
5. Kasa Non Steril Sesuai Kebutuhan    
6. Kasa Steril Sesuai Kebutuhan    
7. Lidi kapas Steril Sesuai Kebutuhan    
8. Masker Sesuai Kebutuhan    
9. Podofilin Tinctura 25%  Sesuai Kebutuhan    
10. Sabun Tangan atau Antiseptik Sesuai Kebutuhan    
11. Benang Chromic Catgut Sesuai Kebutuhan    
12. Gelang Bayi Sesuai Kebutuhan    
13. Infus Set Dewasa 2 set    
14. Infus Set dengan Wing Needle untuk Anak  dan Bayi nomor 
23 dan 25 2 set    
15. Jarum Jahit  Sesuai Kebutuhan    
16. Kantong Urin Sesuai Kebutuhan    
17. Kateter Folley dewasa Sesuai Kebutuhan    
18. Kateter Nelaton Sesuai Kebutuhan    
19. Pembalut Sesuai Kebutuhan    
13. Pengikat tali pusat Sesuai Kebutuhan    
14. Plester  Sesuai Kebutuhan    
15. Sabun Cair untuk Cuci 
Tangan Sesuai Kebutuhan    
16. Sarung Tangan Sesuai Kebutuhan    
17. Sarung Tangan Panjang 
(Manual Plasenta) Sesuai Kebutuhan  

Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, minimal tersedia:  

No Jenis SPO Jumlah    
1 2 3 
4 5 
6 7 8 
10 
12 13 SPO Pelayanan Antenatal 
SPO Pelayanan Persalinan 
SPO Pelayanan Nifas 
SPO Penanganan Bayi Baru Lahir  
SPO pelayanan KB 
SPO Penanganan PER, PEB, Eklamsi 
SPO Penatalaksanaan Rujukan SPO Hemmoragic Ante Partum  
SPO Hemmoragic Post Partum 
SPO Penanganan Bayi Asfiksia 
SPO Mengatasi Syok 
SPO Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) 1 1 1 
1 1 
1 1 1 
1 1 
1 1  



MENTERI KESEHATAN  
REPUBLIK INDONESIA,  

ttd 

NILA FARID MOELOEK  

FORMULIR I Instrumen Penilaian Praktik Mandiri Bidan A. IDENTITAS : 
1. Nama Pemohon : 2. Alamat Rumah lengkap
: RT/RW : ...................................................... : Kelurahan  :....................................................... 
: Kecamatan  :....................................................... : Telp.  :....................................................... 
3. Nama Sarana : 4. Alamat Praktik Lengkap   
: RT/RW :........................................................ : Kelurahan  : ....................................................... : Kecamatan : ....................................................... : Telp.  : ....................................................... 
: Hari Praktik : ....................................................... : Jam Praktik : ....................................................... 
B. SDM PENDUKUNG Standar 
Tenaga Kesehatan lain      Ada      Tidak ada + / - 
Tenaga Non Kesehatan      Ada      Tidak ada + / - 

C. BANGUNAN DAN RUANG 
1 Bangunan      Rumah
     Bagian dari 
rumah 
     Bagian dari kantor/  
     tempat kerja 
     Bagian dari gedung 
2 Ruang tunggu      Ada      Tidak ada + 3 Ruang periksa      Ada       Tidak ada
4 Ruang bersalin      Ada      Tidak ada + 5 Ruang nifas      Ada      Tidak ada + 6 WC/kamar mandi      Ada ti   Tidak ada
7 Ruang lain sesuai      Ada      Tidak ada + kebutuhan 

D. PRASARANA 
Sistem Air bersih      Ada      Tidak ada
Sistem kelistrikan atau      Ada      Tidak ada
pencahayaan 
Ventilasi atau sirkulasi      Ada      Tidak ada
Udara 
Prasarana lain sesuai      Ada      Tidak ada + / - kebutuhan 
   
MEUBELAIR 
  Kursi Kerja       Ada      Tidak ada
 Lemari Arsip      Ada      Tidak ada +  Meja Tulis ½ biro      Ada      Tidak ada +  Tempat Tidur Periksa      Ada      Tidak ada + 
  Tempat Tidur untuk      Ada      Tidak ada
Persalinan 
  Tempat Tidur Nifas      Ada      Tidak ada
  Boks Bayi      Ada      Tidak ada
   
PENCATATAN DAN PELAPORAN 
1 KESEHATAN IBU DAN KB  
Buku KIA      Ada      Tidak ada
Buku Kohort Ibu      Ada      Tidak ada
Kartu Ibu      Ada      Tidak ada
Buku Register Ibu      Ada      Tidak ada
Pencatatan asuhan      Ada      Tidak ada + kebidanan  
Formulir Informed Consent      Ada      Tidak ada
Formulir Laporan      Ada      Tidak ada +  
Formulir Rujukan      Ada      Tidak ada
Surat Keterangan Hamil      Ada      Tidak ada +  
Formulir dan surat      Ada      Tidak ada +/-  keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan 
   
2 KESEHATAN ANAK 
Bagan Dinding MTBS       Ada      Tidak ada
Bagan MTBS      Ada      Tidak ada
Buku register Bayi      Ada      Tidak ada
Formulir Deteksi Dini      Ada      Tidak ada
Tumbuh Kembang Anak 
Formulir Kuesioner Pra      Ada      Tidak ada
Skrining Perkembangan 
(KPSP) 
Formulir Rekapitulasi      Ada      Tidak ada
Laporan Kesehatan Bayi 
Register Kohort Bayi      Ada      Tidak ada
   
3 IMUNISASI 
Formulir laporan       Ada      Tidak ada
Formulir lain sesuai      Ada      Tidak ada +/- kebutuhan pelayanan yang diberikan 
   
4 PERSALINAN 
Informed Consent       Ada      Tidak ada
Kantong persalinan      Ada      Tidak ada
Formulir Laporan      Ada      Tidak ada
Formulir Partograf      Ada      Tidak ada
Formulir Persalinan/nifas      Ada      Tidak ada + dan KB 
Formulir Rujukan      Ada      Tidak ada
Formulir Surat Kelahiran      Ada      Tidak ada
Formulir dan Surat      Ada      Tidak ada +/- 
Keterangan lain  
   
5 NIFAS 
Buku Register Pelayanan       Ada      Tidak ada
Formulir lain sesuai      Ada      Tidak ada +/- kebutuhan pelayanan 

E. PERALATAN 
SET PEMERIKSAAN OBSTETRI DAN GYNEKOLOG 
Bak instrumen      Ada      Tidak ada
dengan tutup 
Baki logam tempat      Ada      Tidak ada + alat steril bertutup 
Palu refleks      Ada      Tidak ada
Pen Lancet      Ada      Tidak ada
Sphygmomanometer      Ada      Tidak ada
Dewasa 
Stetoskop Dewasa      Ada      Tidak ada
Sudip lidah      Ada      Tidak ada
Termometer Dewasa      Ada      Tidak ada
Timbangan Dewasa      Ada      Tidak ada
Torniket Karet      Ada      Tidak ada
Doppler      Ada      Tidak ada
Gunting Benang      Ada      Tidak ada
Gunting Episiotomi      Ada      Tidak ada
Gunting Tali Pusat      Ada      Tidak ada
Gunting Verband      Ada      Tidak ada
Klem Kasa      Ada      Tidak ada
(Korentang) 
Tempat Klem Kasa      Ada      Tidak ada
(Korentang) 
Lampu Periksa      Ada      Tidak ada
Halogen 
Masker Oksigen +      Ada      Tidak ada
Kanula Nasal Dewasa 
Meja Instrumen      Ada      Tidak ada
Needle Holder      Ada      Tidak ada
Matheiu 
Pelvimeter Obstetrik      Ada      Tidak ada
Pinset Jaringan      Ada      Tidak ada
(Sirurgis) 
Pinset Kasa      Ada      Tidak ada
(Anatomis) 
Pinset Bedah      Ada      Tidak ada
Setengah Kocher      Ada      Tidak ada aa. Spekulum (Sims)       Ada      Tidak ada bb. Spekulum Cocor      Ada      Tidak ada
Bebek  
  cc. Standar infus      Ada      Tidak ada dd. Stetoskop Dewasa      Ada      Tidak ada ee. Stetoskop Janin/      Ada      Tidak ada
Fetoscope 
  ff Tabung Oksigen dan      Ada      Tidak ada
Regulator 

SET PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK 
Alat Pengukur      Ada      Tidak ada
Panjang Bayi  
Lampu periksa      Ada      Tidak ada
Pengukur lingkar      Ada      Tidak ada
kepala 
Pengukur tinggi      Ada      Tidak ada
badan anak 
Timbangan bayi      Ada      Tidak ada
SET PELAYANAN KB  
Baki Logam Tempat      Ada      Tidak ada
Alat Steril Bertutup  
Implant Kit      Ada      Tidak ada
IUD Kit      Ada      Tidak ada
Aligator Ekstraktor      Ada      Tidak ada
AKDR  
Gunting Mayo CVD       Ada      Tidak ada
Klem Kasa Lurus      Ada      Tidak ada
(Sponge Foster 
Straight)  
Klem Penarik Benang      Ada      Tidak ada
AKDR  
Sonde Uterus Sims       Ada      Tidak ada
Tenakulum Schroeder      Ada      Tidak ada
Scapel      Ada      Tidak ada
Trochar      Ada      Tidak ada
SET IMUNISASI    
Vaccine carrier       Ada      Tidak ada
Vaccine Refrigerator      Ada      Tidak ada
SET RESUSITASI BAYI     
Baby Suction Pump      Ada      Tidak ada
portable  
Meja Resusitasi      Ada      Tidak ada
dengan Pemanas 
(Infant 
Radiant Warmer) 
Penghisap Lendir      Ada      Tidak ada
DeLee (neonatus) 

PERALATAN LAIN 
Bantal      Ada      Tidak ada
Celemek Plastik      Ada      Tidak ada
Kacamata google      Ada      Tidak ada
Sepatu boot      Ada      Tidak ada
Penutup rambut      Ada      Tidak ada
Duk Bolong      Ada      Tidak ada
Kasur      Ada      Tidak ada
Lemari Alat      Ada      Tidak ada
Lemari Obat      Ada      Tidak ada
Meteran (untuk mengukur      Ada      Tidak ada + tinggi Fundus) 
Perlak      Ada      Tidak ada
Pispot      Ada      Tidak ada
Pita Pengukur Lila      Ada      Tidak ada
Seprei      Ada      Tidak ada
Set Tumbuh Kembang      Ada      Tidak ada
Anak 
Sikat untuk Membersihkan      Ada      Tidak ada
Peralatan 
Tempat Sampah Tertutup      Ada      Tidak ada + yang dilengkapi  dengan injakan pembuka penutup 
Tirai      Ada      Tidak ada
Toples Kapas/Kasa Steril      Ada      Tidak ada
Tromol Kasa/Kain Steril      Ada      Tidak ada
Waskom Kecil      Ada      Tidak ada
Bengkok      Ada      Tidak ada
Pengukur Tinggi Badan      Ada      Tidak ada
(microtoise) 
Pisau Pencukur      Ada      Tidak ada
Handuk Pembungkus      Ada      Tidak ada
Neonatus 
Kantong Metode Kanguru      Ada      Tidak ada + sesuai ukuran neonatus 
Lemari Kecil Pasien      Ada      Tidak ada + bb Selimut Bayi      Ada      Tidak ada + cc. Selimut Dewasa      Ada      Tidak ada + dd Sterilisator      Ada      Tidak ada + 
F. OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI 
Jenis Obat yang harus ada di praktik mandiri bidan 
Oksitosin inj 10 IU      Ada      Tidak ada
/mL 
Metilergometrin inj      Ada      Tidak ada
0,2 mg/mL 
Magnesium sulfat inj      Ada      Tidak ada
40% (i.v.) 
Kalsium glukonat  inj      Ada      Tidak ada
10% 
Jenis Obat yang bisa disimpan di praktik mandiri bidan 
Vitamin A dosis tinggi      Ada      Tidak ada +/- 
Tablet Tambah darah      Ada      Tidak ada +/- 
Vitamin K1  Injeksi      Ada      Tidak ada +/- 
Salep mata      Ada      Tidak ada +/- 
Gentamicin 
Desogestrel Tablet      Ada      Tidak ada +/- 
Kombinasi       Ada      Tidak ada +/- 
desogestrel  dan etinilestradiol Tablet 
Kombinasi       Ada      Tidak ada +/- 
levonorgestrel  dan etinilestradiol Tablet 
Linestrenol Tablet      Ada      Tidak ada +/- 
Kombinasi      Ada      Tidak ada +/- 
Cyproterone acetat dan etinilestradiol 
Tablet 
Kombinasi Gestodene      Ada      Tidak ada +/- 
dan etinilestradiol 
Tablet 
Levonorgestrel Tablet      Ada      Tidak ada +/- 
Kombinasi      Ada      Tidak ada +/- 

drospirenone dan etinilestradiol tablet    
  m. Kombinasi 
ethynilestradiol dan lynestrenol Tablet      Ada      Tidak ada +/-  
Medroxyprogesterone      Ada      Tidak ada +/- 
acetatae (DMPA) vial 
Kombinasi      Ada      Tidak ada +/- 
Medroxyprogesterone acetate (DMPA) dan estradiol cypionate vial 
Levonorgestrel rods      Ada      Tidak ada +/- 
Etonogestrel rods      Ada      Tidak ada +/- 
IUD Cu T 380 A      Ada      Tidak ada +/- 
IUD Levonogestrel      Ada      Tidak ada +/- 
Kondom      Ada      Tidak ada +/- 
   
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI   
Alkohol       Ada      Tidak ada
Cairan Desinfektan      Ada      Tidak ada
Kain Steril      Ada      Tidak ada
Kapas      Ada      Tidak ada
Kasa Non Steril      Ada      Tidak ada
Kasa Steril      Ada      Tidak ada
Lidi kapas Steril      Ada      Tidak ada
Masker      Ada      Tidak ada
Podofilin Tinctura 25%       Ada      Tidak ada
Sabun Tangan atau      Ada      Tidak ada + Antiseptik 
Benang Chromic Catgut      Ada      Tidak ada
Gelang Bayi      Ada      Tidak ada
Infus Set Dewasa      Ada      Tidak ada
Infus Set dengan Wing      Ada      Tidak ada
Needle untuk Anak  dan 
Bayi nomor 23 dan 25 
Jarum Jahit       Ada      Tidak ada + 16. Kantong Urin      Ada      Tidak ada + 
Kateter Folley dewasa      Ada      Tidak ada
Kateter Nelaton      Ada      Tidak ada
Pembalut      Ada      Tidak ada
Pengikat tali pusat      Ada      Tidak ada
Plester       Ada      Tidak ada
Sabun cair untuk cuci      Ada      Tidak ada + tangan  
Sarung Tangan        Ada     Tidak ada
Sarung Tangan (Manual  
Plasenta)      Ada     Tidak ada
G. Standar Prosedur Operasional 

SPO Pelayanan Antenatal 
SPO Pelayanan Persalinan 
SPO Pelayanan Nifas 
SPO Penanganan Bayi Baru 
Lahir  
SPO pelayanan KB 
SPO Penanganan PER, 
PEB, Eklamsi 
SPO Penatalaksanaan 
Rujukan 
SPO Hemmoragic Ante 
Partum  
SPO Hemmoragic Post 
Partum 
SPO Penanganan Bayi 
Asfiksia 
SPO Mengatasi Syok 12 SPO Pencegahan 
Pengendalian Infeksi (PPI) 

Keterangan : 
: harus ada 
+/-  : tidak harus ada 
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada
     Ada      Tidak ada

HASIL PENINJAUAN : 


KESIMPULAN :  
.................., ................... 
 Petugas : 
1.         
2.    
3.
FORMULIR  II 
Contoh Surat Tanda Registrasi Bidan  
MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA 
(THE INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD) 

SURAT TANDA REGISTRASI BIDAN  
REGISTRATION CERTIFICATE OF MIDWIFE 


   
NOMOR REGISTRASI
REGISTRATION NUMBER 
NAMA  
NAME 
TEMPAT/TANGGAL LAHIR 
PLACE/DATE OF BIRTH 
JENIS KELAMIN  
SEX 
NOMOR IJAZAH  
CERTIFICATE NUMBER 
TANGGAL LULUS  
DATE OF GRADUATION 
PERGURUAN TINGGI 
UNIVERSITY 
KOMPETENSI 
COMPETENCE 
NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI: 
COMPETENCE CERTIFICATION NUMBER 
STR BERLAKU SAMPAI  : (sesuai pemberlakuan  sertifikat kompetensi) 
VALID UNTIL  

   ……………………201… 

a.n.Menteri Kesehatan   
   KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA       
CHAIRMAN OF INDONESIAN HEALTH PROFESSION 
BOARD 



                                           (.................................................................)         FORMULIR III 

Perihal : Permohonan Surat Izin Praktik 
Bidan (SIPB) 


Kepada Yth, 
Kepala Instansi Pemberi Izin Kabupaten/Kota.............. 
Di 
    ..................................... 

Dengan hormat, 

Yang bertanda tangan di bawah ini, 
Nama Lengkap  : ............................................................................. Alamat   : ............................................................................. 
Tempat/Tanggal lahir : .............................................................................. Jenis Kelamin : .............................................................................. 
Tahun Lulusan : .............................................................................. Nomor STRB : .............................................................................. 

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) pada ................. (sebut nama fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik, dan alamat).  

Sebagai bahan pertimbangan bersama ini dilampirkan: 
fotokopi STRB yang masih berlaku dan dilegalisasi asli;  
surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik; 
surat pernyataan memiliki tempat praktik;  
surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat 
Bidan akan berpraktik; 
pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 4X6 cm sebanyak 3 
(tiga) lembar;  
rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat; dan 
rekomendasi dari Organisasi Profesi.  

Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. 


........................................201..... 
             
Yang memohon, 



( ................................................) 
FORMULIR IV 

KOP ....... (INSTANSI PEMBERI IZIN) KABUPATEN/KOTA* SURAT IZIN PRAKTIK BIDAN(SIPB) 
Nomor ...  
   
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala ...... kabupaten/kota ...... (Instansi Pemberi Izin) memberikan izin praktik kepada: 
   

(Nama Lengkap) 
Tempat/tanggal lahir :  ............................................................................... 
Alamat :  …............................................................................ 
Nomor STRB      :  ...............................................................................
   
Untuk menjalankan praktik sebagai Bidan di … (tempat dan alamat lengkap tempat praktik). 
Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) ini berlaku sampai dengan tanggal ... (sesuai pemberlakuan STRB). 



Pas Foto 
4X6 
   
Dikeluarkan di ................................................. Pada tanggal .................................................... 

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ............... 
Kepala ... (Instansi Pemberi Izin) Kabupaten/Kota ..... 

   
  (.............................) 


Tembusan : 
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...; 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ...; 3. Ketua Organisasi Profesi Bidan Cabang ...; dan 
4. Pertinggal. 
FORMULIR V   
Contoh Surat Pesanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai 

(Diisi Kop Praktik Mandiri Bidan) 
  


SURAT PESANAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI 
Nomor : ............................ 


Yang bertanda tangan di bawah ini :  
Nama    : ........  
Mengajukan pesanan obat  kepada :  
Nama Apotek  : ........  Alamat : ........  
Telp    : ........  

Jenis pemesanan:  
Obat 

No Nama Obat Sediaan Jumlah    
1 Oksitonin inj 10 IU/mL ampul 5 ampul    
     
     
   
  
Bahan Habis Pakai 

No Nama Bahan Habis Pakai Sediaan Jumlah    
1 Infus set dewasa set 2 set    
     
     
   


Obat  dan bahan medis habis pakai tersebut akan tersebut akan dipergunakan pada Praktik Mandiri Bidan atas nama Bidan ........ dengan alamat 
.................................. 


Nama Kota, Tanggal, Bulan, Tahun  



Tanda tangan dan stempel  


Nama Bidan  
No. SIPB